Nama Agus
Mulyadi tiba-tiba jadi tenar karena foto bareng artis {editan} dan tulisannya di blog yang kini
dibukukan. Berbekal bejo, katanya, ia kini menjadi laki-laki yang diidamkan-idamkan banyak perempuan yang suka dengan laki-laki berkarakter
humoris, namun cerdas {lak ndak apa-apa ya, saya fitnah sedikit}.
Beliau
masih cukup muda, baru 23 tahun, usia yang dalam persepsinya, dianggap sebagai
usia lucu-lucunya. Namun tulisannya yang humoris dan gaya bahasa yang rapi
menunjukkan jam terbang kepenulisannya.
Buku
perdananya, berjudul “Jomblo, tapi hafal pancasila”. Judul yang, kalau dipikir-pikir,
sebenarnya ndak gathuk. Tapi itulah kehebatan dari Gus Mul ini
–panggilan dari Agus Mulyadi-. Beliau mampu mengaitkan hal-hal yang
tidak terkait. Menyambung hal-hal yang tidak nyambung. Namun entah mengapa,
khusus untuk menyambung jalinan cinta, ia mendapat nilai rendah. Itulah
kekurangannya. Maka, ia masih tetap setia dengan predikat jomblo yang memendam
hasrat njaluk rabi.
Harus diakui, beliau
cerdas “menggoda” orang untuk membaca tulisannya dengan judul yang selalu
menarik. Dan hal tersebut juga sesuai dengan tulisan yang beliau suguhkan.
Kalau ada penerbit yang kepincut ingin menerbitkan. Itu wajar. Tulisannya punya
“bakat” untuk jadi buku.
Kelebihannya
lagi, ia tampak seperti orang jawa traditional lainnya yang “tampak”
lugu. Dan wajahnya pun, saya harus jujur, tidak punya nilai komersil seperti
halnya David Beckham. Jadi kalau bukunya laku, itu bukan karena beliau
memanfaatkan nilai yang ada dalam fisik beliau. Tapi murni sebab karya beliau
pantas untuk dihargai, patut dibaca.
Jadi, nilai
eksotis sudah hilang dari diri beliau. Tidak lagi butuh nilai plus dalam
fisik untuk membuktikan dirinya mampu dihargai. Maintsream artis –boyband,
penyanyi, dll- mengandalkan wajah ingin beliau hilangkan. {penulis lak boleh
dianggap sebagai artis, ya}. Estetika yang disuguhkan sudah estetika karya,
ruh, tidak lagi jasadiyah.
Yang saya heran
dari tulisan beliau, tidak segan-segan untuk “menghinakan” keluarga sendiri
untuk menjadi joke-joke. Meski dalam beberapa tulisan, bisa disimpulkan
sebagai fiksi belaka. Namun hal tersebut tetap menjadi bagian yang kadang
membacanya jadi, gimana gitu. Ndak salah juga. Beliau punya obyek
dari sudut pandangnya sendiri untuk dijadikan bahan menulis. termasuk
menghinakan keluarga. Bahkan tidak jarang juga mempermalukan diri sendiri. Itu kehebatannya.
Soal njaluk
rabi yang jadi sub judul di blognya. Saya merasa hal tersebut hanya
bagian dari beban batin dari seorang jomblo. Jomblo yang ditenggarai tidak laku.
Ia takut kalau lama-lama, atau ditunda-tunda dalam njaluk rabi. Beliau bakal
menunggu lebih lama lagi. Jadi njaluk rabi sekarang, bisa jadi baru
terealisasi 3 tahun kemudian. Kalau njaluk rabinya 3 tahun kemudian. Maka beliau
akan menikah 6 tahun dari sekarang. Begitulah kira-kira. {fiksi}.
Ndak, tapi saya
jujur bahwa mas Agus Mulyadi ini punya sebuah gaya tulisan yang bagus. Punya
ciri khas. Gaya bahasa yang tenang, mengalir. Hal tersebut tidak banyak
dimiliki oleh penulis, kecuali mereka yang sudah memiliki banyak pengalaman
dalam menulis. Dan beliau mampu menunjukkan bahwa beliau memang pantas
diterbitkan bukunya karena tulisan yang berkualitas.
Saya sedikit
curiga, jangan-jangan Agus Mulyadi ini adalah saudara dari Dodit Mulyanto. Struktur
wajah, dan lagak menuturkan kata-katanya sama-sama slow bheaut.
Semoga buku
JOMBLO, TAPI HAFAL PANCASILA ini menjadi sebuah buku yang mampu memberikan
sebuah perubahan menuju kebaikan. Banyak kritik dan saran terselip dalam
beberapa tulisan yang beliau suguhkan. Atau cerita yang disuguhkan mampu
merefresh otak, lantas terjadi lompatan berpikir dari pembaca dan semakin
semangat dalam mengerjakan sesuatu. Semangat tersebut yang akan jadi awal
perubahan kebaikan.
Selamat atas
terbitnya buku ini.
Keep blogging,
keep writing
ini alamat blognya mas Agus Mulyadi : http://www.agusmulyadi.web.id/
Salam
Mantep. Aku kok g ngrti yo mot? Haha. Yowes rapopo
BalasHapuskowe ra tau ngeblog saiki je
HapusBaru dengar gue nama penulis itu. Ya, semua orang memang punya gaya menulisnya masing-masing. Mungkin saja dia itu saudara sepupu tirinya dodit mulyanto? Ah...sudahlah :D
BalasHapusAku udah buka blognya dia. Iya, bener, tulisannya rapi, enak dibaca, cara masukin joke-joke-nya juga nggak maksa. Semoga bisa punya kesempatan beli bukunya. :)
BalasHapusdi twitter ini buku sering banget di promoin sama penerbitnya. Penerbitnya bentang pustaka bukan sih?
BalasHapusKalo masalah ciri khas, semua penulis pasti punay ciri khas, dan yang plagiat bakalan ditinggalkan.