Selamat Kurang Tahun, Boy


Adalah 5 januari lalu saya berumur 20 tahun. Dan adalah memang saya sembunyikan dari facebook. Agar tak ada yang tahu. Dan terbukti tak ada yang tahu, satupun! Alasan classic, bosan dengan ucapan-ucapan. Dan yang lebih penting, saya tida punya uang untuk membelikan anak-anak jajan andaikan mereka tahu tanggal kelahiran saya. Yang kemungkinan besar akan nggegeri minta dibelikan jajan. Andaikata saya punya uang, boy. Tentulah saya akan membelikan sesuatu. Meski sekedar jajan gorengan satu-satu. Tapi untunglah saya tidak punya uang. Sebuah hal yang patut saya syukuri.
Bukan apa-apa, boy. Cukuplah berkurangnya umur ini menjadi hadiah paling indah. Pastilah ia mengingatkanku bahwa esok hari kematian sudah menanti di gerbang waktu yang semakin dekat. Biarlah itu membuatku introspeksi dan berpikir tentang esok hari yang tak memberi janji bisa terlewati dengan baik. Maka biarkan saya sibuk dengan renungan-renungan tanpa berpikir tentang ucapan atau permintaan jajan. Bukan aku pelit, boy. Tapi mungkin memang bukan momen yang pas untuk menikmati kopi panas dengan jajan gorengan yang hangat pula di pagi yang hujan. Toh nyatanya saya tidak punya uang, maka (mungkin) itu berarti tak diijinkan untuk menikmati apa yang kita sebut sebagai syukuran.
Saya yakin ada doa yang terlantun dari setiap lirih suara yang dipersembahkan pada Tuhan yang mengikutsertakan saya dalam segala doa kebaikan yang dilantunkan . Dan jangan pula ragu bahwa doa-doa yang saya panjatkan, inshaallah, secara langsung atau tidak langsung akan mengikut sertakan kalian.
Tak ada yang istimewa. Dan memang nyatanya biasa saja, toh? Maka tak perlu ada geger gumebyar yang dilakukan untuk memperingati hari kelahiran saya yang biasa saja. Yang perlu diperingati adalah seperti halnya kelahiran Rasulullah yang memang sudah sepatutnya diperingati untuk menghidupkan hati kita yang fluktuatif. Jadi momentum behavior transformation untuk menjadi lebih baik dan lebih baik.
Karena memang tak penting dan tak perlu dipentung-pentingkan. Maka cukuplah tulisan ini tidak panjang-panjang. Segini sudah cukup.
Selasa, 6 Januari 2015
Möti Peacemaker

2 komentar:

  1. Semoga kita semua bisa mengingat mati dengan sebaik-baiknya mengingat, ya, bang ^^ Terimakasih atas postingannya yang mencerahkan...

    BalasHapus
  2. Saya justru malah sedih.., dan tidak berbangga atas kurangnya umur kita. Jangan juga panjang umur, karena kasihan juga yang mengurus kita saat tua nanti. Malahan kita jadi merepotkan mereka. Jadi jangan berbangga dengan ulang tahun dan panjang umur :)

    Terima kasih untuk postingannya. Salam kenal.

    Silahkan dapatkan buku2 terbaru terbitan tahun 2015. Dan dapatkan diskonnya.

    http://goo.gl/muzD8w

    Silahkan kunjungi balik dan tinggalkan jejak alias komentar.

    -Hon Book Store-

    BalasHapus