Ia lahir di Torrejon de Ardoz. Tempat
dimana Ramon Narvaez dan Antonio Seoane pernah memberontak pemerintahan
Espartero. 1843, tepatnya. Yang 133 tahun kemudian, lahir manusia yang -- oleh
entah siapa--, diberi nama Jose Maria Gutierrez. Ia memiliki potensi besar
ketika mulai bermain sepakbola di akademi, memahat mimpi dan menapaki tangga-tangga menuju impiannya
menjadi pemain Real Madrid. Ibukota negaranya yang juga merupakan kota
kelahirannya. Ia memulai kariernya benar-benar dari dasar. Menapaki Madrid, C,
B hingga berhasil merangsek ke level senior. 19 tahun ketika itu, ia menjalani debut
melawan Sevilla, merasakan atmosfer sepakbola profesional yang ia dambakan.
Bersama Raul Gonzalez, Iker Casillas, ia menjadi pemain muda yang diharapkan
mampu membawa tonggak estafet kejayaan Los Blancos. Raul menjawab dengan
torehan 324 dari 741. Casillas menjadi penjaga gawang tak tergantikan sampai
beberapa tahun sebelum hengkang. Keduanya mendapatkan tempat yang benar-benar
layak sebagai pemain profesional di Madrid. Dan Guti?
Guti tidak pernah bisa hidup dengan tenang
bersama kemampuan dan daya magisnya yang luar biasa. Tidak ada yang meragukan
betapa jenius pemain ini dalam memberikan asisst dan menempatkan posisi bola
dengan kemampuan olah bola di atas rata-rata. Tetapi ia tidak bisa benar-benar
manjadi pemain yang mendapatkan ruang di dalam pikiran para pecinta bola.
Antonio Cassano mengatakan bahwa ia
beruntung dan bahagia pernah bermain bersama 3 pemain yang fantastis. Ronaldo,
Zidane, dan Guti. Ronaldo dan Zidane mendapatkan ruang yang layak dengan
kemampuan olah bola dan prestasi yang mereka dapat. Tapi Guti bernasib lebih
sial dari keduanya. "Guti memiliki kualitas yang fantastis. Ia berada dalam dimensi
yang lain. Guti tetap bermain bagus ketika ditempatkan di lini tengah, diberi
tugas sebagai playmaker, serta sebagai pemain sayap."
"Ia juga
pribadi yang menyenangkan. Semua orang berbicara hal-hal positif tentangnya.
Namun ia tidak konsisten. Kadang ia berlatih dengan baik. Tapi pada kesempatan
lain tidak. Ia juga tiba-tiba menghilang dari latihan dan tidak ada yang tahu
keberadaannya," ungkap Cassano.
Florentino Perez,
serta Ramon Calderon membangun Real Madrid dengan pemain bertabur bintang,
namun tetap berharap pemain akademi bisa bersaing disana. Guti menjadi salah
satu bagian dari keingin keduanya -Ramon Calderon khususnya- untuk menjadi
pemain yang tumbuh di tim yang bermarkas di Santiago Bernabeu ini. Tapi ekspektasi
tersebut, bagi Guti, tidak benar-benar menjadi nyata. Ia berada di bawah
bayang-bayang pemain yang lain. Antara gagal dan tidak. Ia menjadi pemain yang
angin-anginan soal performa. Meski tetap tidak ada yang meragukan kemampuannya.
Seperti yang
dikatakan Cassano, ia mampu memainkan peran di berbagi posisi. Tapi dari
kemampuannya itulah, ia malah tidak mendapat tempat yang layak. Ia di plot
menjadi pengganti Seedorf ketika pemain asal Belanda tersebut hengkang ke Inter
Milan. Ia diharapkan mampu mengisi posisi tengah dengan baik. Satu musim
berjalan, Guti sedang mencoba membangun dirinya menjadi seorang playmaker yang
baik, tetapi kebijakan skema pelatih berubah. Cederanya Fernando Morientes
membuat ditempatkan mengisi posisi Striker. Pun pula sebab lini tengah sudah di
isi oleh pemain termahal yang didatangkan ketika itu, Zinedine Zidane.
Di lini depan,
ia berhasil mencetak 14 goal dalam satu musim. Torehan yang cukup baik
mengingat ia bukanlah seorang striker murni. Tapi datanglah Ronaldo, mengisi
ruang yang ditinggalkan Morientes dan telah ia isi musim lalu. Maka tidak bisa
tidak, Guti harus bergeser kembali ke posisi yang lain. Hal tersebut membuatnya
gerah. Ia tidak mendapatkan ruangnya dan membiarkan talenta yang sebenarnya
muncul dari posisi yang seharusnya ia tempati. Ia merasa selalu hanya dijadikan
sebagai bayang-bayang saja.
“Semua pintu tertutup untukku. Aku berkembang
sebagai gelandang dan Zidane tiba. Aku membaik sebagai striker dan Ronaldo
tiba. Saya sekarang di tim nasional sebagai gelandang dan Beckham datang.”
Berseragam Real Madrid selama
15 tahun, Guti hampir tidak pernah mendapatkan ruangnya sendiri. Terlepas dari
sifatnya yang seringkali kontroversial, loyalitasnya pada Madrid tentu tidak
layak diragukan. Jika tidak ada perseteruan dengan Pellegrini, barangkali nomor
14 masih akan bertuliskan namanya sampai memutuskan gantung sepatu. Meski -mungkin-
juga tetap hanya sebagai bayang-bayang.
Guti. Agak lupa lupa ingat sih sama nama Guti. Bahkan pas dia pensiun aja aku nggak tahu. He. Jadi baru keinget sekarang kalo ada seorang Guti, dulu di Real Madrid. Aku sendiri bukan penggemar Madrid sih, tapi ya sedih juga sih melihat nasibnya kayak gitu. Tapi sisi lainnya nasibnya sendiri ini buah dari inkonsistensi dia di Real Madrid. Apalagi, di Real Madrid banyak pemain bintang. Dimana persaingan antar pemain sendiri untuk jadi starting line up sangat tinggi. He.
BalasHapuspernah sih dengar nama Guti Hernandez di club Real Madrid, tapi gak setenar Zidane , Raul Gonzalez, kalau dilihat dari perjalanan karir semasa di Los Blancos, Guti sudah memberikan yang terbaik, meskipun posisinya selalu digantikan oleh pemain yang tak kalah hebat juga.
BalasHapusYa Allah baru sadar Yusuf itu Moti wkwkwkkw apa kabar Mot????
BalasHapusAku jujur udah baca postingan ini tapi tetep nggak ngerti, maaf ya karena aku nggak suka bola, lol
Makasih lho infonya aku jadi tau siapa Guti Hernandez itu, taunya cuma Zinedine Zidane
Aku Cowo tapi kasus ku sama kayak Mbak Mei, ora ngudeng wkwk.
BalasHapusAbis gimana ya aku ga suka bola jadi kalo ada sesuatu yang berkaitan dengan bola jadi ga pernah konek :(
ya paling aku tahu ronaldo sama zidane aja.
sedangkan guti ? oh siapa gerangan Guti itu ?
Pernah denger juga nama Guti, tapi gue juga kurang suka sepakbol sih, jadi kurang tau kalo soal dia..
BalasHapusGuti memang tidak perlu diragukan lagi loyalitasnya. Lebih milih gantung sepatu daripada selingkuh dari Madrid. Preseteruan sama palegrini bahkan tidak bisa menggoyangkan loyalitasnya. Sayang memang, harus kalah saing sama pemain-pemain hebat macam zidane.
BalasHapusaku ga suka bola jadi kalo ada sesuatu yang berkaitan dengan bola jadi ga pernah konek :(aku suka nya motogp ne ��
BalasHapus