Di jaman Raditya Dika sedang moncer-moncernya dengan buku “Kambing Jantan”-nya, banyak orang kemudian berbondong-bondong menjadi blogger. Tak lain karena buku tersebut diambil dari tulisan Raditya Dika yang bercerita tentang kehidupannya di Negeri Kanguru di blog pribadinya. Karena mendapatkan antusias pembaca yang luar biasa, kemudian tulisannya diangkat menjadi buku, bahkan menjadi film. Maka tak heran, kemudian banyak orang membuat blog.
10 tahun berlalu, peminat blog sudah bergeser. Sang empu yang menjadi satu
alasan orang menulis di blog juga agak bergeser ke vlog. Lambat laut, orang
bercerita di blog pribadi sudah jarang.
Wajar memang, karena orang yang ingin bercerita lewat tulisan kini telah
menemukan ruangnya di banyak tempat. Facebook sudah menjadi tempat yang welcome
dengan cerita panjang. Instagram juga menawarkan hal yang sama, didukung dengan
foto-foto eksentrik yang menjadi daya tarik tersendiri.
Di jaman tenar-tenarnya blog, banyak artis dan penulis yang menjadikan blog
sebagai media penyampai ide gagasan, kabar, dan cerita kehidupan mereka. Kini
tentu tak seperti itu lagi, waktu berjalan, dan segalanya banyak berubah.
Sosial media mengambil banyak ruang yang dulu menjadi keunggulan blog. Ditambah
dengan Vlog yang dirambah oleh sebagian besar publik figur.
Untuk soal bercerita tentang kehidupan sehari-hari, dan ide yang
dipublikasi, tampaknya blog sudah tak banyak peminatnya. Meski begitu, bukan berarti
tak ada yang masih bertahan dengan salah satu khittohnya blog sebagai tempat
mencurahkan sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat personal.
Bagi saya pribadi, blog tetap menjadi bagian penting dari menulis di era
digital, karena "mula buka" menulis panjang di internet ya disini.
Facebook dan Instagram mungkin memberi ruang, tapi tak layak menggeser posisi
blog sebagai pembuka jalan. Ruang ini harus tetap hidup, meski ala kadarnya.
Ada sejarah yang hilang dan tak terlestarikan, jika kemudian bercerita di blog
tak lagi ada.
Di blog ini sendiri, saya tak banyak bercerita soal hal-hal personal. Tapi
kemudian, setelah saya pikir-pikir, ada hal-hal menarik yang patut saya catat
dan ungkapkan secara ringan di blog ini. Saya belajar dari Mas Enggar
Amretacahya yang mencatat hal-hal yang terjadi di kehidupannya dengan cukup
rapi di blog pribadinya. Sekalipun cerita dan catatan pendek.
Banyak cerita berhikmah dalam kehidupan kita sehari-hari yang tidak akan
menjadi apa-apa, tanpa dipikirkan dan direnungkan. Maka kemudian, dengan
mencatatkan skuel cerita kehidupan kita sendiri, kita menjadi sensitif pada
episode berhikmah yang kemudian bisa menjadi bahan renungan.
Setidaknya, menulis tetap berjalan, sekalipun tentang hal-hal ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar