Semua orang sudah tahu
bagaimana kondisi Indonesia saat ini. Bangsa dengan segala “penyakit” yang
menggerogoti. Dari berbagai sektor, permasalahan menjadi sesuatu yang memenuhi
segala ruang. Permasalahan di Indonesia seperti barang temuan setia di tiap-tiap
kaki langkah. Bahkan menurut Emha Ainun Nadjib, permasalahan bangsa ini lebih
banyak dari kosakata yang ada di kamus. Ini menunjukkan bahwa penyakit yang
diderita oleh bangsa Indonesia sudah mencapai stadium yang jelas tidak benar jika
dikatakan tidak tinggi.
Nah, menumpuknya
permasalahan inilah yang menjadikan bangsa Indonesia sulit sekali untuk naik.
Karena masih terus berkutat dengan masalah yang bahkan untuk mengambil
ancang-ancang berlari pun sulit. Bangsa Indopnesia harus tanggap dengan hal
ini. Sebab inilah (menurut saya) puncak dari segala ketidakberdayaan bangsa.
Berjubelnya masalah di tanah pribumi dari hasil tangan anggota penduduk bangsa
sendiri.
Apa solusianya?
Keinginan yang kuat menyelesaikan masalah dengan kekuatan bersama. Tidak hanya
satu pihak membenahi dan yang satu lagi asyik merusak. Inilah yang tampaknya
sedang terjadi di bangsa Indonesia. KPK getol membasmi korupsi. Di sisi lain, pejabat
asyik menguntit hak orang lain. Tentu saja ini tidak sinkron. Maka, Jikalau
permasalahan ini tidak diberantas bersama dengan kesadaran yang lahir dari
tiap-tiap individu, rasanya sulit untuk bisa melompatkan bangsa menuju angkasa
kesejahteraan.
Taubat secara berjamaah
harus segera dilakukan. Permasalahan bangsa yang lahir dari kotak negara
sendirilah yang nampaknya paling banyak menumpukkan PR bagi para manusia Hubbul
Wathon. Koruptor yang biasa beraksi harus cepat-cepat berhenti dan
ikut andil dalam usaha perbaikan bangsa. Yang biasanya bermalas-malas mengemban
tugas dan amanah dari rakyat harus cepat-cepat membuang rasa malasnya.
Wujud Hubbul
Wathon harus segera ditunjukkan. Potensi besar yang dimiliki Indonesia
terlalu besar untuk disia-siakan. Mau menunggu sampai kapan Indonesia bangkit?
November 2012
faktor kemerosatan yang lainnya adalah tidak adanya kenekatan untuk belajar secara kontinyu
BalasHapusbeberapa hal yang melahirkan problematika....terima kasih kekritisannya
BalasHapusTidak adanya kesadaran juga bisa merupakan salah satu faktor kemerosotan tersebut.....
BalasHapusbenar sekali....kesadaran dari semua pihak..terima kasih sarannya..semoga bisa membantu bangsa kita
BalasHapusBanyak tokoh negeri ini yang tidak belajar keikhlasan Gus Dur dalam memimpin bangsa ini. Semua terbukti sekarang apa yang sering dikritik Gus Dur terhadap perilaku korup pejabat Negeri Ini. salam kenal mas? Gus Durian dari Banyumas..follow back my site yah? sesama Gus Durian hehehe...
BalasHapus@ibrahim sukman____hehhehe...tepat. pemikiran sosok gus dur yang menerawang masa depan dan telah dipublikasikan seharusnya sudah di antisipasi dan dicari jalan agar apa yang dikatakan gus dur -dalam hal negative- tidak benar-benar terjadi. sulitnya, kita tertinggal jauh dari pemikiran gus dur dan sulit membaca secara detail apa yang sebenarnya "didawuhkan" oleh beliau. salam juga, gus durian Tuban
BalasHapussaya setuju dengan komentar diatas, seorang panutan bagi bangsa ini memang sangat diperlukan.
BalasHapushehe...tepat..tokoh bangsa sebagai panutan dan barometer langkah bagi orang-orang di negeri ini..bangsa kalau tokohnya seperti Gus Dur..bisa jadi juga jadi tokoh dunia..dan di anut oleh orang-orang yang ada di negara lain
BalasHapus