Aku
seperti mati. Ditepi keadaan yang Kau menangkan. 'kamu tak punya hak menang
atasku, mas.
Karena Kamu
mencintaiku'. Senyum itu yang hadir, menghiasi kata-katamu. Menyudutkanku
dipojok kebahagiaan. "cukuplah mencintaimu sebagai kemenanganku".
Ucapku dalam hati.
Dan
ketika aku terlempar darimu. Dan pilihanmu yang telah Kau tentukan. Aku tak
punya pilihan sepertimu. Dan tak ingin punya pilihan. Pilihanku adalah
mencintaimu.
Kau
tahu, kenapa aku memilih kemenanganku adalah mencintaimu. Tidak memilih menang
dengan menjadi orang yang kamu
cintai. Sebab suatu saat aku tak punya kepastian untuk terus dicintai. Kalah oleh keadaan. Aku
ingin terus menang dengan mencintaimu. Biarkan aku yang mémegang kendali
kemenangan ini. Biarkan aku terus menang. Menang atas cintaku sendiri,
perasaanku sendiri, dengan tetap mencintaimu sampai suatu saat aku harus mencintai
sebuah hal
yang lebih patut untuk aku cintai.
Sadarkah,
orang yang mencintaimu, tak akan ada yang lebih mencintaimu, dari helaan nafas
yang kini Ada dalam dadaku. Tak akan ada, maaf. Bukan aku tak ingin kau
mendapat cinta yang luhur dari laki laki yang kamu inginkan menjadi
pendampingmu. Sama sekali tak ada. Perempuan yang sangat pantas untuk dicintai
dengan sepenuh hati. Tapi, adakah yang lebih mencintaimu lebih dari cintaku
padamu? Eja kembali jawaban yang akan mengalir lembut dari perasaanmu. Tak ada!
Tak akan ada. Aku tak pernah ingin mencintai dengan setengah hati. Aku menang.
Akulah pemenangnya. Pemenang atas perasaanku sendiri.
Tepis
bayangmu tentangku, bila suatu saat aku menganggu perasaanmu dengan kehadiran
bayangan wajah masa lalu yang tak kau inginkan hadir. Tapi jangan paksa aku
untuk mengusir setiap jengkal bayanganmu tak pernah lupa membawa udara bahagia.
Aku menghirup wangi yang tak bisa kau bayangkan betapa aroma cinta dalam setiap
bayangan yang Kau bawa tak sedikitpun bisa dirasakan oleh seorangpun kekasih
atas kekasihnya. Ini area kebagiaanku. Jangan paksa aku hilangkan kehadiranmu.
Meski hanya bayangan.
“Sudut pandang cinta bisa dilihat dari teropong
panjang kehidupan, dari sudut pandang yang berbeda. Ketika aku mengalirkan dari
nafasku, semua terserah padaku. Termasuk persepsi tentang makna cinta yang kini
teduh dalam dadaku. Ini kemenanganku. Jangan pernah menganggu. Tapi kemenangan
paling puncak adalah cinta 2 hati yang bersatu”
Salam
14 April 2014
Puitis! Ini curahan hati tentang cinta yang menggelegak. Untaian kata seakan dalam sehelaan napas. Benar gitu? Tapi bukan kita yang menilai sangat mencintai seseorang dan tak ada yang lain lagi. Sejujurnya kita tak berhak demikian karena ada yang mengatur perjalanan cinta anak manusia. Kita bisa saja bilang sangat mencintai seseorang, melebihi rasa kita pada orang lain. Namun mengklaim bahwa kita paling mencintai adalah hal yang terasa absurd. Aku sering baca dan nonton kisah cinta yang sangat romantis tentang seseorang yang sangat mencintai orang lain, tapi aku jarang baca atau tonton hal yang menggambarkan bahwa rasa cinta itu sangat mendalam hingga orang lain tidak ada artinya. Bagaimanapun, waktu yang bicara hingga pihak yang dicintai sadar bahwa yang mencintai sangat-sangat mencintainya. Maka, biarkan waktu yang bicara. Semoga cintamu yang mendalam tak lekang dimakan usia. Butuh perjalanan berat dan proses panjang. Namun tetaplah semangat memperjuangkan keyakinan.
BalasHapusMakna tulisan ini yang bisa gue dapat adalah.. "Sebuah harapan meminta untuk mengerti dan saling memberi yaitu kasih sayang" #Bang kalo salah abaikan
BalasHapus"kemenanganku adalah mencintaimu" wah itu adalah kata yang super, :D
BalasHapusGak tau mau komentar apa lagi kalo udah baca tulisan beginian, kereen bangettttt
yang aku dapat, abang mencintai seorang cewek, mungkin secara diam diam. mungkin juga udah bilang tapi indikasi jawaban lebih ke 'tidak'. mungkin juga abang gak ingin bilang karena udah ada pacarnya si cewek.. mungkin juga, ahhh.. bang aku cediihhh, ini yang aku alami. kalo ini status pesbuk pasti aku retweet deh /eh
BalasHapuslagi jatuh cinta, apa lagi patah hati? atau jangan-jangan lagi mengenang masa-masa jatuh cinta? hehehe
BalasHapusGue gak pernah nulis curahan hati seperti ini, lain kali mungkin akan gue coba :)
BalasHapusfollow back blog gue ya :)
Waduh di blog seberang juga baru aja aku baca puitis-puitisan gini. Lagi ngetren deh kayaknya haha. Biar aku tebak, ini tentang kemenangan Pilpres ya? *loh
BalasHapusgue kira tadi postingan loe ini tentang kemenangan cinta itu kemenangan ramadhan bang ?-_-" mau puasa kan yah ? haha
BalasHapuseh gak taunya puisi lagi, puitis lgi, Oke, keren2, Bahasanya ribet. haha
Kewren! Awalnya baca ini agak abu-abu, ini mau dibawa ke arah mana ceritanya. Ternyata membawa ke sebuah kesimpulan bahwa mencintai seseorang adalah murni hak preogatif seseorang, tak bisa dipaksa, tak mau dilarang-larang, karena itu sebuah kemenangan. Tapi tentu saja, menyemai cinta dengan dua hati, bukan hanya sepihak, jauh lebih dari sekedar kemenangan.. nice post
BalasHapus