Remuknya Perisai Sakti Barcelona


Barcelona membubuhkan sebuah rekor baik ketika sampai pada jornada ke-8 La Liga, tim asuhan Luis Enrique tersebut belum sekalipun kebobolan. Tentu sebuah kabar baik, sebab sempat mencuat kekhawatiran sepeninggal Chares Puyol pertahanan Barcelona akan keropos. Namun hal tersebut terbukti tidak terjadi pada awal musim ini.
Kiper Barcelona sudah menjalani pertandingan selama 720 menit tanpa kebobolan. Stratistik yang mengalahkan rekor Victor Valdes yang menjaga gawangnya bersih dari gol dalam 686 menit. Sekarang Bravo menatap rekor 1,275 menit tanpa gol yang dipegang penjaga gawang Atletico Madrid, Abel Resino pada musim 1990-1991.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan sang rival, Real Madrid. Jika Barcelona mentereng di ini pertahanan, Real Madrid ampuh di lini serang. Kini terhitung, tim asuhan Entranador Carlo Ancelotti tersebut sudah mengemas 30 gol dari 8 pertandingan. Dan setengah dari gol tersebut dicetak oleh Cristiano Ronaldo. Sayangnya, pertahanan Real Madrid sering tidak stabil. Ada kesalahan dan kelengahan yang sering terjadi dan merugikan tim. Hal tersebut yang masih coba terus dibenahi oleh Don Carlo.

El-Classico
Barcelona dan Real Madrid bertemu di journada La Liga ke 9. El classico ke 229 tersebut digelar di Santiago Bernabeu, markas Los Blancos. Barcelona mencoba mempertahankan rekor dan tren baiknya musim ini dengan tidak kebobolan dan mampu memetik kemenangan dari tim tuan rumah. Sedangkan Real Madrid sendiri ingin membuktikan bahwa lini serang mereka terus konsisten mencetak banyak Gol. Liverpool beberapa hari lalu ditumbangkan di liga champions dengan skor 3-0. Dan terbukti, tadi malam Barcelona benar-benar menjadi korban dari keganasan lini serang Real Madrid. Itu berarti “keperawanan” pertahanan dari Barcelona pun sudah tercerabut. Tidak tanggung-tanggung, Barcelona dilibas dengan Skor 3-1.
Kecepatan serangan balik dari Real Madrid memang sangat patut diacungi jempol. Para pemain tengah madrid dengan cepat membawa bola ke lini pertahanan Barcelona. Ronaldo dan Benzema berpost di depan untuk menunggu konversi serangan dari Isco dan James Rodrigues yang bergerak menyerang dengan cepat. Bek sayap El-Real pun sering melakukan overlapping dengan baik. Terbukti dengan gol pertama Madrid yang di kreatori oleh Marcelo, dan berujung pada hansballnya Pique di kotak terlarang.
Meski menang cukup telak, akan tetapi sebenarnya Real Madrid bisa menang lebih besar andaikan mereka tidak membuat banyak kesalahan saat menyerang. Banyak kreasi yang gagal menjadi gol sebab umpan yang diberikan tidak akurat. Pun pula kesempatan tembak yang seharusnya dilepaskan tidak dilakukan dan lebih memilih untuk diumpankan. Dan ternyata gagal sebab akurasi umpan yang tidak baik.
Meski bermain lebih dari cukup dalam pertandingan tersebut, namun tetap saja ada satu sosok yang disayangkan tidak bisa turun dalam due klub terpanas dunia tersebut. ya, Gareth Bale. Pemain asal wales tersebut yang tahun lalu memberikan satu gol penentu kemenangan di final Copa Del Rey. Pemain berkaki kidal yang memiliki sprint sangat cepat tersebut adalah pemain yang paling banyak memberikan assist pada tim musim ini. Mungkin yang terjadi akan berbeda ketika Gareth Bale turun dan ikut berlari, menendang, menjadi kreator, atau bahkan mencetak gol. Tapi tetap saja, ketiadaan Bale adalah bagian dari takdir kemenangan El-Real dengan skor 3-1 tersebut, tidak bisa digugat.
Yang juga patut diacungi jempol dari permainan Real Madrid adalah kesiplinan para belakang yang menjaga penyerang dengan baik. Banyak assist matang yang bisa dipotong oleh dua center back yang dimainkan malam tadi, Pepe dan Sergio Ramos. Blocking shoot yang dilakukan pun terhitung sangat baik dibandingkan El-Classico edisi-edisi sebelumnya.
Barcelona yang pertama kali menurunkan Luis Suarez setelah terlepas dari hukuman pun ternyata tidak memberikan banyak dampak pada daya gedor Azulgrana. Hampir tidak ada peluang berarti yang diciptakan pemain yang dibeli dari Liverpool tersebut.
Saya harus jujur bahwa saya adalah seorang madridistas yang cukup fanatis. Secara sosiologi, tidak sepantasnya saya bahagia dengan kalahnya Barcelona dan sedihnya para pendukung mereka. Tapi ini adalah permainan, dan bukan sebuah kebetulan, Real Madridlah yang menang dan merusak perisai sakti 8 journada Barcelona. Selamat tinggal benteng perawan Barcelona.


Moti peacemaker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar