Membaca ? Why Not ! (1)



Siapa yang tak kenal Abdurrahman Wahid atau lebih tersohor dengan sebutan Gus Dur. Presiden kita ke-4 sekaligus tokoh kontroversial 24 karat dari bangsa Indonesia. sosok faoundingfather yang luar biasa. Beliau sering bersebrangan dengan pemikiran umumnya tokoh bangsa. Bahkan beliau pernah disebut sebagai penghianat bangsa dan agama ketika melakukan kunjungan dan mencoba membuka hubungan dengan Israel yang notabenenya adalah Bangsa yang dimusuhi oleh banyak negara karena agresi militer yang dilancarkan ke Palestina. Beliau ditentang oleh Kelompok Muslim Indonesia. Dan banyak kasus lain yang terkesan memojokkan tokoh luar biasa yang satu ini.
Setelah beliau meniggal. Kejeniusan Gus Dur yang sedikit demi sedikit mulai terungkap. Langkah-langkah tersembunyi yang sangat diperlukan mulai diketahui khalayak ramai. Juga kunjungan Ke Israel yang mulai diketahui sebagai sebuah loby yang sangat bagus untuk menghentikan serangan Israel ke Palestina. Tapi pemikiran bangsa Indonesia juga tokoh-tokohnya banyak yang belum sampai pada pemikiran yang didaki oleh Gus Dur. Dan wajar saja kalau banyak yang tak setuju dengan kunjungan tersebut.
Tapi kini sudah mulai banyak yang terkuak. Kebenaran langkah yang ditempuh oleh cucu dari Almaghfurlah Syaikh Hasyim Asy`ari (Pendiri Organisasi “NU”). Dan makamnya kini di ziarahi banyak orang untuk di do`akan karena jasa-jasa yang telah beliau berikan. Bahkan banyak yang mulai yakin, bahwa Gus Dur sudah sampai pada derajat waliyullah.
Yang ingin kita kuak dari tokoh yang satu ini adalah jalan apa yang membuat Gus Dur mampu menjadi sosok yang sedemikian cerdas. Memiliki pemikiran yang jauh lebih maju dari  umumnya pikiran penduduk bangsa Indonesia. Sangat perlu kita membaca biografi Gus Dur yang sangat menarik. Bisa dicari buku berjudul “The Authorized Biography Of Abdurrahman Wahid” yang ditulis oleh Greg Barton. Atau buku-buku lain yang menyediakan cerita hidup beliau.
Dan yang  sudah diketahui oleh banyak orang. Gus memiliki kegemaran membaca. Dan mungkin inilah faktor utama yang membuat lompatan pemikiran Gus Dur sedemikian maju. Dari kecil Gus Dur memang sudah memiliki hoby membaca. Buku dan berbagai bacaan yang ada di perpustakaan sederhana milik ayahnya (K.H. Wahid Hasyim) beliau manfaatkan untuk memperluas pengetahuan. Selain itu ia juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku yang agak serius. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya cerita-cerita, utamanya cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana tentang filsafat dan dokumen-dokumen manca negara tidak luput dari perhatianya.
Pun saat beliau melanjutkan sekolah ke Jogjakarta. Beliau semakin mendapat tempat untuk kegemaran membacanya. Bahkan dimasa memasuki masa remaja Gus Dur sudah membaca buku dari Lenin (tokoh komunis dunia) yang berjudul 'What is To Be Done’. Bahkan diusia yang masih sangat belia Gus Dur sudah mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan sebagainya. Sebuah bukti keluasan dan kekayaan informasi dan keluasan wawasan Gus Dur.  Dari mana Gus Dur mendapat berbagai wawasan yang sedemikian banyak ? Besar kemungkinan faktornya adalah kegemaran beliau membaca.
Lalu, bagaiamana dengan kita? Sudahkah kita menjadi pecinta pengetahuan. Meluangkan waktu untuk membaca banyak buku ?
Rendahnya kesadaran tentang pentingnya pengetahuan membuat kita terkesan cuek dengan buku. Perlu sebuah sugesti baru dalam diri kita bersama untuk merevolusi ke-cuek­-kan yang sudah terlanjur mengakar. Kesadaran pentingnya membaca harus segara tertanam. Tanpa kesadaran tersebut, kita tidak akan pernah berbuat banyak untuk nasib buku yang sangat memprihatinkan. Hampir nasib semua perpustakaan di Indonesia sama, yaitu minimnya peminat pembaca.
Bahkan berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, United Nation Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia. Indonesia tampaknya harus banyak belajar dari negara-negara maju yang memiliki tradisi membaca cukup tinggi.
Jepang, Amerika, Jerman dan negara maju lainnya dengan kebiasaan masyarakat membaca buku begitu pesat peradabannya. Masyarakat negara tersebut sudah menjadikan buku sebagai sahabat yang menemani mereka ke manapun mereka pergi. Kadang kita lihat buku di tangan mereka kala antri membeli karcis, menunggu kereta, di dalam bus, di bandara, kedai kopi dan tempat-tempat lain. Di Indonesia, kebiasaan ini belum tampak.
Kita tidak bisa hidup terus Instan. Menjadi berwawasan tidak bisa hanya dengan kata ”abrakadabra”. Kita perlu meluangkan banyak waktu untuk mengarungi dunia pengetahuan. Dan salah satunya adalah dengan membaca. Faktor yang membuat rendahnya kualitas cara berfikir bangsa Indonesia adalah minimnya bacaan. Not every is a leader, but a leader must be a leader. "tidak setiap kutu buku adalah pemimpin, namun setiap pemimpin pasti kutu buku". (Harry Truman).

Salam

40 komentar:

  1. yapp...membaca memang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan kita...
    apa lagi sekarang bacaan gak hanya bisa didapatkan dengan membeli buku..
    karna diinternet sudah tersedia berbagai informasi yang dapat menambah wawasan kita...tinggal kita yang memilah...mana info yang benar dan mana yg menyimpang,,, :)

    BalasHapus
  2. sip..itu yang terpenting...
    kalau dari baca buku...
    bukti bahwa minat mencari ilmunya ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupp...lagian lebih simple...
      bisa dimana saja dan kapan saja..ditambah lagi "buku adalah guru yang tak pernah marah".

      Hapus
    2. wah....saya baru sadar ini..makasih2

      Hapus
  3. setuju. hidup emang ga bisa terus-terusan instan. perlu proses buat mencapai semua yang diinginkan, termasuk menambah wawasan dalam bidang ilmu apapun. ^^

    salam kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya..itulah yang di inginkan oleh kita...
      dan yang dibutuhkan oleh bangsa indonesia...
      tidak bisa instan
      semua butuh proses..
      tapi kita sudah terlalu diajarkan kemudahan dengan cara2 instan

      Hapus
  4. betul banget, membaca buku itu bisa menentukan kesuksesan kita kelak di masa depan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau sukses mah saya nggak bisa jamin..cuman kesempatan lebih besar :)

      Hapus
  5. makanya di blog juga harusnya ga ada yg instant comment.. Harus baca dulu, baru tau apa yg dimaksud dalam sebuah postingan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sep..setuju..
      mengandung unsur ilmu...
      blog jadi sarana cerdas generasi bangsa yak :)

      Hapus
  6. fansnya gus dur ya? :)

    membaca itu penting, saaangat penting.. we start speaking, coz at first we listen.. and we start writing, because at first, we read..

    iqro', ayat pertama yg turun pada Baginda Rasulullah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya...saya penggemar gus dur dari tk.ehehehehehe
      wah..dari baca koment juga dapat ilmu..ehehehehe

      Hapus
  7. membaca itu gak bakal pernah jadi gak asik bang. karna tiap hari pasti ada aja yg kita baca, entah sms lah, ato apalah, pokoknya membaca itu gaul dan wajib adanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya..janga lupa yang wajib dibaca ya....
      kitab pilar hidup..

      Hapus
  8. waaaah...dari kecil aku udah suka baca brooooo...

    BalasHapus
  9. Kykny msh bnyak rahasia alm yg belum trkuak deh, hhmm u dgn mmbca t lah kita tau segalanya, gak bisa mmbaca hampalah dunia tapi lbh syg lagi klu pandai mmbca tapi gak mau baca -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. jiah..kalau bisa baca gak dipake terus buat apajuga :)

      Hapus
  10. Kalo saya suka baca novel sama komik :D
    Dari novel atau komik aja banyak pengetahuan yang kita dapet..
    Apalagi novel dan komik yang bersetting di luar negeri..
    Jadi banyak tau deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh..kalau saya sih semua bacaan...tapi komic g begitu suak sih...ehehehe..meskipun saya suka nggambar

      Hapus
  11. gus duir oh gusdur kita emang butuh presiden gila kayak dia lagi...membaca emang suatu keharusan, kebukti kok generasi yang suka baca menjadi generasi yang lebih unggul

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya....emang harus nambah nih generasi yang suka baca...gak boleh kalah sama generasi luar negeri

      Hapus
  12. naaaaahh berarti aku harus mulai rajin baca yaaak :3
    abisnya kalo setan malas udah hinggap mau ngapain pun ga bakalan bisa -___-

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya..sayakadang2 juga gitu,,,males ngapa2in..kayak sekarang ini

      Hapus
  13. buku adalah jendela dunia. Itu yang sering aku dengar. Jujur aku suka baca. Tapi baca novel :p kalau buku-buku biografi masih kurang berminat hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. novel juga menyimpan banyak ilmu tersirat kok..gak perlu melulu tulisan berat

      Hapus
  14. Kalau aku paling suka baca novel, komik, sama ensiklopedia :D
    Bukan mau soksokan, tapi ensiklopedia yang ada di perpusku banyak banget dan bener-bener menarik, gak ngebosenin. Jadi suka deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..wah.....pengen baca itu..boleh dipinjem...wkwkwkwkwkk just kidding

      Hapus
  15. dari kacamata gua gus dur itu hebat, tapi tidak untuk Indonesia, sebab sama seperti Habibie, orang hebat disini jangan dipandang hebat dalam artian pengetahuan ilmu tertentu saja, tapi di Negara Indonesia ada 1 yg penting tapi lupa dilakukan, tidak hebat menempatkan posisi dan dan kebijaksanaan.

    jadi kenapa Gus dur tidak menjabat penuh 4 tahun, y salah satu hal itu tadi. Sebab kehebatan gus dur bukan sebagi presiden, tapi sebagai penggerak. Contoh kasus yg paling terlihat saat Ketua KPK di tangkap dalam kasus Buaya VS cicak.

    setelah gus dur naik, semua golongan langsung berdemo

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..banyak yang tidak sadar akan hal ini...tiap kali hadir komen bang rinem..saya pasti melongo...terkesima

      Hapus
  16. Pak Gusdur itu memang sosok yg memotivasi, hanya sayangnya kurang mendapat dukungan di negri sendiri .

    Buku itu jendela dunia, dan membaca itu pembuka ilmu *etdah

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehehehehe...pemikirannya terlalu maju..dan pemikiran mayoritas orang indoenesia terlalu rendah untuk mengikuti jejak pemikiran beliau...
      wal hasil...langkah2 yang dibuat terkadang terasa aneh..tapi sebenarnya langkah tersebut sangat dibutuhkan..


      ehehehehe..Gus Dur jadi buktinya :)

      Hapus
  17. emg indonesia masih jauh dr yg namanya cinta membaca...sprtinya mmg susah klo tdk diperbiasakan dr kecil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,,,pergerakan rakyat yang uska instan membuat kita sulit suka baca..
      teriama kasih kunjunganya

      Hapus
  18. membaca adalah satu favoritku. makanya tiap hari sabtu blogku ada rubik khusus review buku. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah...keren..kalau gitu, tiap hari sabtu..akumantengin blognya bang Javas deh :)

      Hapus
  19. mungkin karena idenya gus dur itu tidak disebarluaskan akhirnya tahunya belakangan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita terlalu berat mengikuti karena tingkat pemikiran yang tidak cukup untuk mengikuti

      Hapus
  20. klo baca buku itu bikin luas wawasannnya .

    BalasHapus
    Balasan
    1. ho oh....seneng banget baca buku deh pokoknya..diseneng2in

      Hapus