Daya
delajah hati untuk mengurai makna dari skema cerita kehidupan yang sering tak
terbaca. Kata kata sederhana yang mengungkap sisi lain dari kata yang
seharusnya tak ada. Siapa pemilik hati yang teranugerahi luasnya daya cerna dan
kepekaan terhadap permasalahan. Diulas tuntas déngan kecintaan pada alternatife
way untuk percaturan yang tak terhenti hanya dengan kata "bijim".
Kelembutan
hati untuk merasakan kejanggalan yang ada dari titik ketidaknormalan.
Mengucapkan dengan ketengan jiwa yang tergambar dari kata kata yang mengudara.
Dan siul pitutur, hingga menembus relung jiwa yang kering. Mencerahi.
Bau
anyir tak juga pudar. Kini cerita
bisa berubah kapan saja semau waktu. Mungkin kini jauh lebih kejam dari
waktu-waktu yang lalu ketika segalanya berjalan terlihat lebih halus. Dan
menghidupkan daya jelajah hati untuk merasakan getaran dari setiap gerakan
keadaan, menjadi sangat berarti. Sebab kini waktu tak lagi punya kompromi untuk
peliknya kehidupan. Meski waktu yang lalu, ia pun tak juga tak lebih kejam dari
sekarang. Tapi nyatanya, ia telah berlalu. Sedang waktu sekarang, ia datang
menantang.
Kecerdasan naluriah manusia tertanam dengan sangat
kuat. Menyelami sisi-sisi pelajaran yang bisa digali dengan otomatis. Maka jika
muncul kata-kata “Pengalaman adalah guru terbaik” sama sekali bukan menjadi
barang aneh. Ketika kepekaan terhadap keadaan bisa dimunculkan dengan
berkualitas. Ia akan menjadi seperti cerita dalams sebuah novel yang benci sad
ending. Maka, dihadirkanlah bahagia di akhir cerita. Meski kenyataanya,
kehidupan tidak semudah itu. Tapi toh segalanya tidak menutup segala
kemungkinan.
Alangkah bijaksana ketika segalanya disikapi
dengan pengalaman dan pengetahuan mumpuni demi menghadapi peliknya kehidupan
yang datang tanpa salam. Bukan untuk sekedar hiasan dinding hati. Tetapi ia
akan menjadi pemberi cahaya sempurna.
Kehidupan perlu siasat. Dan siasat kehidupan hanya
bisa diraih dari naluri kepekaan hati dan pengalaman hari kemarin.
Salam
3 Maret 2014
“Seri kehidupan bisa jadi memberikan cerita
berbeda. Dan dari perbedaan-perbedaan itulah, sebuah generasi mampu memetik
buah karifan dalam bertindak dari sejarah”
mot, lo emang gaul dalam merangkai kata dalam makna
BalasHapusdengan semua diksimu yang mengalir, meski kadang sukses memaksa gue buat mikir
ah, sudahlah
semua memang berkorelasi, antara kepekaan dan pengalaman
hingga kita bisa meraih pelajaran dari rangkaiannya
bahasanya tingkat tinggi, jadi bingung mau koment apa.
BalasHapusTapi saya setuju banget dengan kalimat yang ini
"Kehidupan perlu siasat. Dan siasat
kehidupan hanya bisa diraih dari naluri kepekaan hati
dan pengalaman hari kemarin"
Benar. Hidup itu gak asal, kita harus punya siasat, dan siasat itu yg seperti Moti bilang bahwa naluri kita harus peka kita juga harus belajar banyak dari hari-hari yang telah lalu.
Ini catatan pinggir ala Moti. Berat dan filosofis tapi menyadarkanku juga akan sesuatu yang semula tak terpikirkan.
BalasHapusSudah pernah kirim artikel ke media cetak?
Kecerdasan naluriah manusia jarang disinggung secara substansi. Kebanyakan yang ada hanya bahasa verbal. Di sini cara Moti menggali akar pemikiran nilai-nilai filosofis menunjukkan bagaimana saja bacaan yang dilahap. Benar demikian?
Rapi.
selalu suka dengan postingan moti~ hahah, selain rangkaian kata yang pas dan isinya berbobot, makna yang diambil juga dapat~ hehehe,
BalasHapusajari aku dong cara menulis begini~
Wahh bahasanya bikin mikir keras. Haha.. Harus dibaca berulang-ulang baru itu bisa ngerti. :D
BalasHapusDalam hidup kita emang perlu perencanaan, belajar dari kesalahan kemarin dan mencoba hal yang baru dihari esok. :D
bener kata mbak Rohyati Sofjan, agak berat dan filosofis bahasanya. tapi keren kok Bang.
BalasHapusyaa intinya kita harus bisa belajar dan peka dari pengalaman yang kemarin, entah itu pengalaman kita sendiri maupun pengalaman orang lain. kita tidak bisa terus-terusan berharap untuk happy ending di setiap perjalanan hidup yang kita lewati. kita harus siap untuk menerima sad ending yang datang kapan saja. tapi, setidaknya, kita juga harus berusaha dengan belajar dari pengalaman di hari yang kemarin agar kita bisa mendapatkan happy ending.
Gile... Filosofis abis... Keren Bang Mot... Aku selalu suka tulisan yang kayak gini. Kepekaan dalam kehidupan, emang bisa dimunculkan dengan kualitas. Kisah yang berbeda dari masing-masing manusia, punya perannya masing-masing. Dan siasat dalam kehidupan, hanya bisa diraih dengan kepekaan. Okeh... Keren sangatlah tulisan ini. Ada banyak makna kehidupan yang terkandung disini soalnya. Inilah yang dinamakan tulisan berbobot.
BalasHapusMot, kasian otakku nih mikir keras bacanya. Aku baca berulang-ulang masih nggak ngeh juga. Mungkin efek lapar, detik-detik sekarat. *elus-elus perut*. Aku jadi bingung mau komen apa nih Mot. Tapi aku ambil dari judul aja deh ya, kepekaan.
BalasHapusIntinya emang kepekaan itu diperlukan dalam hidup. Kalau kita nggak peka, ya bisa-bisa jadi individualis akhirnya egois. Oke, mungkin ini komen enggak penting banget. Maafin ya-____-