Pagelaran motoGP sudah berakhir. Lorenzo jadi juara #fuck. Sesi terakhir
di sirkuit Valencia mencatatkan pembalap bernomor 99 itu sebagai yang nomor
satu. Dan pesaingnya, Valentino Rossi, berada di posisi ke-4. Saya tidak ingin
membahas jolo (Jorge Lorenzo) maupun Rossi. Tapi Marquez!!!
Saya kaget, pembalap yang biasa
bermain dengan impresif itu ternyata telah berubah haluan untuk menjadi
pangayom bagi kekasih barunya. Manuver-manuver yang biasa ditunjukkan, pada
balapan yang baru saja berakhir tersebut, tiba-tiba saja ia tanggalkan. Tak seperti
sesi sebelumnya yang berlangsung di Sepang, Malaysia. Ia bermain overimpresif,
bahkan cenderung brutal. Battle yang dilakukan dengan Rossi berlangsung seru,
yang lantas berujung pada –fitnah- penendangan Rossi pada pembalap berusia 22
tahun tersebut.
Pada sesi sebelum balapan Sepang dimulai, Rossi sudah mencium bau tidak
sedap pada hubungan Marquez dan Lorenzo. Ia mengungkapkan bahwa Marquez
sepertinya memiliki idola baru (tempo). Dan itu terbukti di Sepang ketika Marquez dengan sangat
jelas memberikan ruang kepada Lorenzo untuk menyalipnya. Yang lantas memilih berduel
dengan Rossi untuk mengamankan posisi kekasih barunya tersebut agar tidak
tekejar. Aroma alih profesi mulai terendus.
Dan lagi-lagi hal tersebut terulang di GP Valencia. Dengan perwajahan yang lebih jelas.
Berada di belakang Lorenzo sejak awal race, ia sama sekali tidak melakukan
manuver dan usaha untuk menyalip Lorenzo. Jarak yang sangat dekat dan potensial
untuk menyalip pun tidak ia ambil. Bahkan ketika jarak dianggap terlalu dekat,
ia tampak sangat jelas menjauhkan kembali kuda pacu Honda RC213V-nya. Hal tersebut
jauh dari tipikalnya yang “ugal-ugalan”. Ia memilih hanya menjadi “pengayom”
bagi Lorenzo dan mengawasi dengan “cantik” kuda pacu kekasih barunya itu dari
posisi dua.
Ketika di akhir Race Pedrosa mulai jadzab dan memacu sepedanya
dengan gila, Marquez mulai bersyahwat Battle. Tapi tidak untuk berbattle dengan
kekasih sendiri. Pedrosa berhasil manyalip Marquez dengan baik. Maka tabiat
sesungguhnya dari Marquez pun muncul dengan kembali mengambil alih posisi kedua
dari Pedrosa dengan waktu yang relatif singkat. Padahal jarak antara Ia dan Lorenzo
sesunggunya tidak jauh beda dengan posisinya dengan Pedrosa yang dengan mudah
berhasil ia gasak. Namun ia tidak pernah untuk menggunakan opsi
tersebut. Ia tampak hanya tidak rela jika kekasihnya mendapat gangguan dari
Rider lain dan merusak potensi juara yang ada di depan mata.
Perubahan yang sangat drastis. Marquez merubah tipikal sticker yang ia
miliki, menjadi seorang defender. Ia memertahankan posisinya dan mengamankan sang
kekasih dari gangguan lawan. Ia memilih beralih profesi menjadi seorang
satpam!!! #fuck
“Tulisan
subyektif ini bersifat disengaja.”
Salam
Möti
Peacemaker
Kata orang-orang dan memang kenyataannya demikian, Marquez seperti seorang pengawal pribadi dan memang terlihat seperti itu jika melihat apa yang ia lakukan di lintasan. Gayanya jauh dari kesan pembalap yang tidak suka dikalahkan pembalap lain.
BalasHapuskirikê ra tega nyathek ndaranee...
BalasHapussetuju dengan bro. marquez membuat lini depan menjadi boring. saya justru lebih suka melihat rossi yang dari start paling akhir bisa naik sampai peringkat 4. bener2 sesuai julukannya. the doctor
BalasHapus