Orang Sekarang Haram Tidak Cerdas

Kehidupan semakin maju dengan berbagai penemuan yang ada. Tekhnologi yang ada saat ini semakin canggih. Ada rasa kekhawatiran dari berbagai pihak tentang keberadaannya yang dalam satu sisi bisa dianggap sebagai hal yang positif, namun tidak bisa dipungkiri, disisi lain juga bisa menjadi sebuah hal yang bersifat negatif.
Semuanya kembali pada individu masing-masing. Bagaimana ia mampu memanfaatkan apa yang ada. Mereka yang sadar akan kehidupan, kemungkinan besar tidak akan menggunakannya sebagai sebuah hal yang mendorong pada arah yang buruk. Dan arah negatif jangan pernah dijadikan sebagai pilihan. Terkadang kita sendiri yang tidak sadar akan hal ini, menggunakan hal negatif sebagai pilihan. Disamping keberadaan positif yang juga tidak patut untuk dijadikan sebagai pilihan, namun harus sebagai kewajiban.
Kalau ditelisik dari sisi ini. Tentu apa yang ada saat ini, dengan berbagai perkembangan dan fasilitas yang ada. Tertinggal soal berfikir tentu adalah sebuah hal yang aneh, sangat aneh. Kemampuan intelektual generasi muda saat ini, dimasa mendatang harus lebih luas dari generasi yang ada sekarang. Semakin banyak buku yang ditulis, fasilitas semakin mudah didapat.
Salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri dan telah mengalahkan kita, dengan apa yang telah disediakan untuk menjadi orang yang cerdas adalah malas. Tak lagi bisa dibantah. Ini permasalahan universal dari berbagai orang. Alasan karena tak punya waktu sepertinya terlalu naif untuk dijadikan dasar. Sesempit apapun itu, manusia tidak pernah tidak untuk diberi waktu longgar dalam mempelajari suatu hal.
Saya sendiri sadar, bahwa tingkat intelektualitas yang rendah terhadap suatu ilmu, itu murni kesalahan saya sendiri yang tidak bisa me manage waktu sebaik mungkin. Bukan tak punya waktu. Tapi kurang cerdas me manage waktu. Tentu ini adalah kesalahan diri saya pribadi. Sedang berbagai hal telah disediakan untuk memperluas wawasan kita tentang berbagai hal.
Seolah-olah kehidupan dan pengetahuan bisa direngkuh dengan sekali kedip, instan. Ghirah kita terhadap ilmu pengetahuan yang akan dituai apa yang telah diusahakan. Keinginan kita hanya diam tanpa bergerak, santai dirumah, bermain, tapi kita ingin punya pengetahuan yang luas. Hal ini adalah bagian dari mimpi yang sama sekali tidak realistis.
Manusia punya otak potensial yang selama ini “tak terpakai maksimal”. Bahkan sekelas Einstein pun dikatakan hanya menggunakan sekitar 5 % dari kemampuan otaknya. Dan kita? Nol koma berapa yang kita pakai? Kita terlalu terlena dengan apa yang ada. Seolah hidup hanya soal kenikmatan. Hidup dalam takaran individu. Tanpa harus berfikir hal-hal yang bersifat sosial. Sekali lagi, satu hal yang tak bisa kita pungkiri adalah, malas. Kita mendzolimi diri sendiri dengan apa yang sudah kita lakukan terhadap otak kita. Sadarkah kita tentang kedzoliman yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri?
Buku bisa dibaca di handphone, cari referensi tinggal ketik, berbagai pengetahuan di google ada. Lantas alasan apalagi yang akan kita ajukan sebagai dalih ketika kita tidak memiliki ilmu pengetahun dan wawasan yang luas? Kita terlalu terlena dengan keadaan. Dan waktu yang ada kita buang dengan sia-sia tanpa tholabul ‘ilm.
“Pengorbanan untuk sebuah cinta, tak akan pernah terasa. Sebab apa yang  dilakukan semata untuk kehidupan itu sendiri. Itu pilihan, pengorbanan pun pilihan. Dan takut tak meraihnya lantas tak pernah melakukan sesuatu adalah bukti kepengecutan. Termasuk pengorbanan cinta pada keilmuan

Sedang berusaha memanfaatkan moment
Salam
Moti Peacemaker


3 komentar:

  1. malas memang selalu menjadi hambatan untuk menjadi disiplin. malas membuat seseorang gagal me manage waktu. bener moti, sebenarnya dengan teknologi yang sebra canggih ini dan bisa diakses dimana saja dan kapan saja bisa membuat kita jadi lebih mudah mendapat pengetahuan secara luas malah. ah, sia-sia sekali waktu ku selama ini yang hanya dilewatkan dengan terlalu banyak menurutkan 'malas'. :(

    BalasHapus
  2. Damn you moti. Baik sekali. Dengan malas kita sudah mendzalimi diri sendiri dan sekali lagi alasan tidak punya waktu itu adalah bullshit. Itu karena kita saja yang terlalu lemah untuk produktif.

    Sekali lagi, damn you moti. Sudah menyadarkan. :))

    BalasHapus
  3. seperti biasa Mot, gue salaut dengan apa yang lu tulis, soalnya mengena bangettt.jaman sekarang karena serba mudah malahan bikin manusianya maunya serba isntant dan ya gitu,,,bikin manusia jadi makin malas dan nggak mau berusaha...toh ibarat kate sekarang mau belajar jga tgal donlod pdf ga perlu ke perpus mana nyari nyari bukunya...cuman, mentalnya jadi berubah...ahh, semoga kita bsa menggunakan ke'gampangan' yang ada dengan bijaksana ya, biar ga ikutan ke alur 'malas'..

    BalasHapus