Sejak di Komunitas Belajar Waskita, entah mengapa, saya sangat menyukai membuat hal-hal yang berhubungan dengan tulisan. Saya mungkin tidak sangat produktif dalam menulis, tapi sangat bersemangat dan berbahagia ketika orang mau menyalurkan gagasan mereka lewat tulisan. Bagi perjalanan hidup saya ketika itu adalah mencetak 12 buku anak-anak Komunitas Belajar Waskita.
Tampilkan postingan dengan label Catatan Harian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan Harian. Tampilkan semua postingan
Sudah sangat lama saya tidak berkutat serius dengan dunia blog. Beberapa tahun lalu, hari-hari saya seolah serius dengan berbagai omelan di blog ini. Tapi pasca kehidupan menulis di dunia nyata menyita waktu dan tenaga, perlahan aktivitas itu tumbang juga.
Selasa, 18 Desember 2018, peristiwa jalan ambles terjadi di Jalan Raya Gubeng, tepat depan gedung BNI. Tidak menelan korban memang, tetapi peristiwa tersebut tentu aneh, mengingat hal itu terjadi di tengah kota. Dan tentu kejadian itu menghambat beberapa orang yang biasa melewati jalan itu ketika bekerja.
Beberapa tahun yang lalu, blog ini hidup (2010 mungkin). Dari sekedar iseng latihan bikin blog, sampai benar-benar menikmati menulis di dalamnya. Banyak gagasan dan curahan yang saya tulis di sini. Dan perlahan, saya mulai meninggalkannya. Dulu, saya bisa mengisinya 3 hari sekali. Kadang lebih, kadang kurang. Setidaknya, saya tidak membiarkannya tak berpenghuni tiap pekannya. Tapi sejak 2017, saya menulis kurang dari 10 posting. Bahkan belum sama sekali di 2018. Menakjubkan sekali.
"Kebersamaan luruh di
waktu
tak tepat. Kita terpisah ketika kita sadar bahwa sesungguhnya kita mesti
bersama. Pantai ini menjadi saksi bahwa
kita, meski dalam waktu yang singkat, pernah saling terpikat. Lantas terpisah, seakan
semua tak pernah terjadi"
Dalam cerita fiksi, pantai
adalah salah satu setting paling representatif untuk menciptakan multimoment. Di pantai, bahagia,
sedih, kesal, bisa dituangkan. Cerita cinta bisa dibangun dalam suasana sunset nan
indah. Ketika dua sejoli memilih menikmati pesan alam yang seolah memberi ruang
untuk menyatu dalam rajutan cinta. Di matahari terbit, kekesalahan ditumpahkan
bersama deburan ombak pagi yang menemani gemuruh perasaan.
Dan faktanya tidak sedikit
cerita fiksi yang menggunakan latar belakang pantai. Dalam novel “Surat untuk Ruth” misalnya, Bernard Batubara
menggunakan satting pantai kuta untuk
mempertemukan dua orang yang sama sekali tak saling kenal, lantas
menuangkan cerita demi cerita asmara Ruth dan Are.
Dalam berbagai film,
pantai juga
sering mendapat tempat khusus. Eksotismenya membuat cerita seolah bertambah
keindahnnya ketika pantai ikut ambil bagian. Dan salah satu kota di indonesia
-dari berbgai kota yang ada- Garut adalah tempat indah untuk dinikamti
keindahan pantainya.
Barnagkali pantai di Garut
masih kalah pamor dengan laut selatan yang ada di Jogja dengan brand Nyi
Roro Kidulnya. Tapi keindahan punya sense tersendiri. Dan pntai di Garut,
sebagaimana keindahan pantai yang lain, punya sense yang berbeda untuk disesapi
keindahannya.
Ada beberapa pantai di Garut yang bisa dikunjungi, jika
takdirnya rumah sampean ada di Jawa Barat, atau yang takdirnya sedang
disana atau sekedar melintas. Tak ada salahnya pantai ini sampean
nikmati. Barangkali ada inspirasi besar yang berasal dari sana, atau, siapa
yang tahu cerita asmara sampean berasal dari sana.
Saya tidak ingin membahas panjang lebar soal pantainya, sampean
bisa menikmati sendiri tanpa ada kontaminasi informasi dari saya. Akan saya
tunjukkan foto-fotonya yang akan meyakinkan sampean untuk menyempatkan
waktu datang kesana.
Sentolo, Pamengpeuk, Garut
Pantai Rancabuaya
Pantai Karang Paranje
|
Di tempat lain, masih banyak eksotisme pantai Gaut yang
tak kalah indah. Jika masih ada banyak waktu dan tidak punya keluarga, sampean
bisa menginap di berbagai penginapan dan hotel ada di dekat pantai-pantai
yang ada di sana.
So, jika ada kesempatan, datang dan nikmatilah. Selagi kesempatan
masih ada.
Note. semua sumber foto dari kutakayu.com dan panoramio.com
Moti Peacemaker
Moti Peacemaker
Blog Personal
Blog ini telah mulai berdiri sejak 2010. Pernah mengalami masa jaya, meski tidak lama. Tahun 2016 menjadi titik awal turunnya blog ini ke titik terendah. Sampai tahun ini, blog ini masih berusaha bangkit kembali dengan ala kadarnya. Semoga bisa merengkuh kembali masa-masa produktif mengisi blog ini