Rumah pak kaiman tampak ramai.
Orang-orang bergerobol tak henti-hentinya berdatangan. Celoteh-celoteh,
bisikkan-bisikkan, keriuhan semuanya tak tertinggalkan. Obrolan kesana kemari
menjadi hal yang biasa. Lingkaran-lingkaran kecil di halaman rumah ini menjadi
pemandangan yang biasa selama 5 hari ini. Entah apa sebenarnya yang dilakukan
orang-orang yang berdatangan itu. Entah hanya bergerombol sambil menyalahkan orang
lain. Ngerasani, atau apa lagi.
Sudah 5 hari anak pak kaiman
tak pulang ke rumah. Dan tak diketahui dimana keberadaannya. Tak ada kabar dan
informasi sedikitpun tentang joki, anak pak kaiman. Pak kaiman sendiri tidak
tahu mengapa joki tidak pulang. Joki tidak memberi tahu hal pada ayahnya sama
sekali. Mengapa dan untuk apa ia pergi.
Derai air mata dari bu sukinah
tak berhenti hingga kini. Ia tak habis pikir, anaknya itu bisa minggat.
Padahal ia merasa, bahwa ia tak pernah memperlakukan joki dengan kasar. Begitu
juga dengan pak kaiman. Bisa, dibilang, joki anak yang sangat disayang. Ia
adalah anak ke-2 dari 3 anaknya. Dan jokilah yang paling pendiam.
Memang akhir-akhir ini joki
sering bersikap aneh. Setelah sekolah, ia jarang sekali di rumah. Pulang sering
pagi, sebelum subuh. Namun, setiap kali ditanya kemana saja. Jawabanya selalu
berbeda-beda. Terkadang ke rumah teman, kadang-kadang main, kadang-kadang
kerja. Dan sebagainya.
keluarga pak kaiman memang
keluarga yang kurang mampu. Rumah berdinding full kayu. Atap genteng yang sudah
bisa dibilang, 50:50 antara yang bergenteng dan yang bolong. Rumah yang mungkin
lebih tepat ditempati oleh keluarga kambing. Atau bahkan mungkin, keluarga
kambing pun tak betah tinggal dirumah ini.
Kala hujan turun, bisa dipastikan mereka akan basah kuyup. Rumah ini tak luas, diisi 3 orang saja, mengatur
tempat untuk tidur sudah sangat uyel-uyelan. Apalagi ini ber-5. Namun, tetangga
di sekitar rumah keluarga pak kaiman ini tak pernah mendengar keluhan pak
kaiman dan keluarganya sama sekali.
Pak haji romli pernah
menawarkan untuk tinggal di kontrakan miliknya tanpa harus membayar. Namun pak
kaiman menolaknya. Ia merasa lebih nyaman tinggal dirumahnya itu. Katanya lebih
leluasa untuk melihat kekuasaan dan segala kemahaan Allah di rumah itu. Entah
hanya guyonan atau benar-benar dari hatinya yang terdalam.
***
Akhir-akhir ini, joki memang
tampak lebih aneh. Remaja yang biasanya sangat pendiam itu lebih agak kritis.
Lebih berani bicara. Tak seperti biasanya yang hanya menjadi pendengar. Seperti
saat pemakaman tetangganya, biasanya di desanya, bila ada orang yang meninggal,
ada doa bersama orang se-RT. Namun tetangganya ini tidak ingin untuk mengadakan
doa untuk keluarganya yang meninggal itu. Dengan alasan yang dianggap joki
tidak tepat. Dan aneh.
“ Buat apa doa-doa untuk orang
mati segala, toh doanya nggak akan ngaruh “
Joki yang biasanya hanya diam .
Entah dulu hanya memendam kritik-kritik yang menumpuk dalam hatinya ataukah
memang tidak punya kritik sama sekali.
Tak seperti biasa, joki yang
jarang sekali menanggapi omongan-omongan orang sekalipun itu kontroversial kini mulai berani unjuk diri.
Dengan suara keras, joki berdoa
di depan banyak orang yang melayat pemakaman tetangganya itu.
“ Ya Allah, masukkan jenazah
ini ke dalam neraka-Mu”
Sontak orang yang ada disana
terdiam memandang Joki yang seperti tampak serius dengan doanya itu.
Keluarga almarhum pun dengan segala kekesalan
menghardik joki habis-habisan. Pisuhan dan kemarahan pada joki
berlangsung lama sekali. Namun joki Nampak santai dengan hardikan dan pisuhan
yang melayang berterbangan untuknya. Orang yang ada di situ pun hanya terdiam
menyaksikan kejadian yang langka ini. Mungkin ada rasa bimbang dalam hati
mereka semua. Melerai sama halnya menghentikan geliat orang kaya yang sedang
menghujat anggota keluarga miskin ini. Namun, disis lain mungkin mereka juga kasihan melihat joki yang
masih berumur belum genap 17 tahun itu dihujat habis-habisan.
Hujatan yang malayang pada joki
selesai, joki dengan santainya bertanya pada sang penghujat. Tak tampak rasa
takut pada raut
wajah manisnya.
“ sudah selasai bicaranya ?” pertanyaan
joki tadi semakin membuat orang yang ada di pemakaman diam tak berdaya. Mungkin
sedang bertanya-tanya. Ada apa dengan joki, hingga berani bicara dengan santai.
Padahal ia jarang sekali bicara. Dari mana ia belajar bicara dan mendapat
keberanian seperti itu.
Wajah pihak kelurga almarhum pun mulai
memerah, dan dengan respon cepat, seorang laki bertubuh besar menampar muka
joki.
Namun entah apa yang terjadi
pada joki. Ia malah mengacungkan jempol sambil tersenyum pada orang itu. Dan
berkata
“ anda tidak konsisten !”
“ apa maksutmu ?” Tanya lelaki
itu garang.
“ hem...” joki tersenyum kecil
“katanya doa pada orang yang meninggal tidak ngaruh. Lelu kenapa anda marah
setelah saya berdoa pada Allah agar orang ini dimasukkan neraka. Toh doa saya
tidak akan ngaruh pada keluarga anda
yang sudah meninggal ini, anda ini bagaimana. Dimana konsistensi anda, ha ?
Dengan wajah yang tampaknya
semakin kesal, lelaki itu dan anggota keluarganya pun meninggalkan joki dan
orang-orang yang melayat. Orang yang melayat pun hanya bisa terdiam dan melongo
melihat kejadian yang heboh ini.
Seorang anak kecil yang mungkin
sebaya dengan joki menghampirinya. Dan menepuk pundaknya. Seraya berkata
“hey…berani juga kau bicara
seperti itu, ada apa sebenarnya denganmu. Kau hebat” Tanya teman joki sambil
tersenyum bangga.
“ hem…untuk apa aku takut. Aku
punya Tuhan yang kan membelaku selagi aku benar. Aku sedang gandrung dengan
Tuhan” jawab joki lalu berjalan pulang.
***
joki melangkahkan kaki
sebisanya, dengan sisa-sisa tenaga tubuhnya. Aungan serigala, suara merdu
jankrik, dan suara dan suasana khas malam dihutan menemani perjalanannya
mencari Tuhan. Namun sampai kini ia tak memukan dimana Tuhan berada. Ia telah
menyusuri segala tempat untuk mencari keberadaan Tuhan ini. Lautan, Gua,
gunung, dan yang lain telah ia telusuri untuk mencari dimana Tuhan sebenarnya.
Yang katanya mengatur Segalanya yang ada di bumi, Dunia, jagad raya, atau
bahkan mungkin tempat yang lebih besar lagi yang tak pernah ditemukan oleh
manusia.
Ia telah menjalani detik,
menit, jam, dan harinya untuk berkelana. 6 hari sudah ia tak pulang. Untuk
tujuan mencari keberadaan Tuhan. Ia sedang gandrung dengan Tuhan yang
menciptakannya, dan membela apa yang seharusnya dibela.
Semangat bertemu Tuhan yang
masih berkobar di sisa-sisa tenaga tubuhnya yang semakin lemah. Perutnya tak
bisa kompromi. Joki mamang terlalu mengobarkan keinginannya bertemu Tuhan,
hingga ia tak memikirkan keadaan perutnya yang telah ingin diisi.
Buah mangga didepannya semakin membuat
perutnya keroncongan. Joki pun mengambil buah yang tampaknya sudah sangat
matang ini. Joki mencari tempat yang tepat untuk menyantap makanannya ini.
Ia terus berjalan sambil
mencari-cari tempat yang tepat untuk menikmati buah papaya yang ia
temukan dan juga untuk ia istirahat. Tubuhnya yang gontai harus segara mendapat tempat
untuk menyantap makanannya ini, juga tempat istirahat bagi tubuhnya.
Joki melihat sebuah Rumah kecil
yang berdisain sangat indah. Ia bingung, apakah ini hanya halusinasinya belaka
atau memang benar-benar ada.
“Tapi, juga mana mungkin, ada
rumah yang seindah itu di hutan yang luas seperti ini.” Gumam joki dalam hati
Ia mendekati rumah yang
nampaknya kosong tak berpenghuni itu. Ia tak ingin masuk, karena siapa tahu ini
berpenghuni. Ia mengambil tempat di teras depan rumah itu. Dan bersiap
menyantap makanannya. Joki pun berdoa sebelum menyantap makanannya. Lalu
memandang buah mangga
itu.
“ Oh Tuhan…banyak sekali
kutemui ke Maha dari segala Maha-Mu. Namun tak juga aku dapat melihat-Mu. Aku
ingin melihat-Mu Tuhan. Dan bertanya tentang segalanya Tentang-Mu. Aku sangat
Ingin Bertemu Dengan-Mu, Tuhan” ucap Joki dengan suara yang keras.
Setelah menghabiskan
makanannya, Joki pun berbaring untuk meluangkan waktu untuk mimpinya. berharap
dapat bertemu dengan Tuhan dalam mimpi-mimpinya malam ini. Mungkin itu belum
cukup untuk memuaskan dirinya bertemu dengan Tuhan. Tapi paling tidak, dapat
sedikit melihat bagaimanakah Tuhan sebenarnya. Ia pun berdoa dalam sebelum
berangkat ke alam mimpi.
“ Ya Tuhan. Yang menciptakan
aku dan segalanya. Yang menjatuhkan dedaunan dari tangkainya. Yang mengalirkan
air pada jalurnya. Yang memberikan segalanya. Yang menghilangkan segalanya.
Yang maha kuasa. Yang maha dari segala maha. Perkenankan aku bertemu dengan-Mu.
Walau hanya dalam mimpiku yang akan Engkau atur ini. Ya Tuhan, tunjukkan
jalanku bertemu dengan-Mu dalam hidup yang sebenarnya. Tidak hanya dalam mimpi
belaka. Tunjukkanlah Wahai Tuhan. Aku tahu tak ada yang tak mungkin bagi-Mu.
Amin”
Joki pun tertidur dalam sepi
manusia ramai suara. Suara hewan-hewan yang berada dalam hutan luas ini. Suara
dedaunan yang tersapu angin. Suara ranting-ranting yang jatuh dari pohonya. Dan
suara-suara yang tak terdengar oleh Joki. Suara makhluk Tuhan yang tak dapat
dilihat oleh panca indera biasa. Syetan, iblis, jin, malaikat dan yang lainnya.
Dinginnya pagi tak membangunkan
joki dari tidurnya. Mungkin ia terlalu lelah. Tubuhnya yang krempeng bisa
dianggap tidak kuat dengan perjalanan pencarian Tuhannya yang tak hanya sedikit
sekali meluangkan waktu untuk beristirahat. Tapi kenyataan berkata lain, ia
masih tetap berdiri tegap mencari Tuhan.
Bersambung
Cerpen pertama ...4 tahun yang lalu
hehehehe..mohon maaf yang sebesar besarnya,,,
BalasHapuscerpen ini sangat semrawut
bagus cerpennya...
BalasHapusseorang remaja yang sangat ingin bertemu tuhan...
tp berani juga yahh dia bilang gitu... :|
jelas aja dihujat habis2an sama keluarga jenazah...
lanjutannya ada gak nih??
ya jleas berani lah ...
Hapuslawong cuma cerpen..ehehehehe
ada kok..tapi kalau jadi satu,..terlalu panjang
Wah berani ya blg gitu dia hohoho..
BalasHapusLanjutan ceritanya jgn kelamaan ya hehehe
eheheehehehe,,kok pada mempermasalahkan dipemakaman yak....
Hapuswah, ngeri juga si joki pas di pemakaman......
BalasHapusmasing besmbung, yak?
ho oh..bersambung..semoag gak bosen..wkwkwkwkwk
Hapuswah ngeri banget yang pas d pemakaman....... ngmngnya seenaknya aj
BalasHapusnamanya juga fiksi bang
HapusAgak kaget pas ngebaca bagian Joki berdo'a di pemakaman..
BalasHapusMuehehehehehe
Ditunggu lanjutannya :)
haduh,,,meprihatinkan banget kayaknya
Hapusawalnya rada males bacanya karna tulisannya kecil-kecil bgt-___-
Hapustapi bocil terusin kok:)
itu si Joki bikin............... *skip*
bang ini cerpen yah ?? gue kirain pengalaman pribadi loh,,
BalasHapuspanjang banget...
ehehehehe..maaf, ceritany kemana mana
Hapussadis doanya bro..tapi salut juga ama keberaniannya..wkwk
BalasHapuskoreksi pada kalimat ini :
"Suara makhluk Tuhan yang tak dapat dilihat oleh panca indera biasa. "
seharusnya suara tak dapat didengar bro..hehee
but overall it's oke, lanjutkan..jarang2 orang bikin cerpen yg berbau religi :)...bosan juga kalau cinta2 terus
jiah,,,keliatan bodohnya dah gua...haduuuuhhhh
Hapusmaaf,,maaf..akan segera saya edit
wuih..
BalasHapuskeren cerpennya.. :D
dia berani banget ngomong begitu.. :)
ada lanjutannya kan? di tunggu lanjutannya.. :D
sudah...silahkan di ubek2 dah
Hapuscerpennya bagus, tema yang diangkatnya unik dan fresh .
BalasHapuslangsung ah baca lanjutannya :)
ehehehehehe..sering2 mampir yak
Hapus