Perubahan iklim
menjadi kebingungan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Bahkan seluruh warga
dunia pun juga merasakan hal yang sama. Apalagi saat ini, dampak dari semakin
buruknya iklim dunia harus membuat kebingungan menjadi sangat nyata.
Berbagai cara
mulai digagas untuk mewujudkan sebuah keterkaikan yang padu antara masyarakat
dan iklim yang ada. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim yang saat ini
semakin sulit untuk dideteksi. Banyak kalangan turun tangan untuk menghasilkan
sebuah gagasan yang mampu untuk mempersiapkan keadaan untuk perubahan iklim
yang terjadi.
Serangan
perubahan iklim ini sangat mengkhawatirkan bagi banyak kalangan. Bukan hanya
soal kesehatan, akan tetapi juga merambah pada sektor lain. Sebab perubahan
iklim yang masti dikondisikan dengan keadaan yang mendukung keadaan iklim
tersebut. Ini bisa jadi kerja individu, tapi tentu gagasan yang muncul bukan berarti
hanya muncul dari per-individuan. Sebab, banyak cara dari berbagai sudut
pandang yang mana perlu berbagai orang yang memiliki pemikiran-pemikiran yang
berbeda dan mampu menghasilkan sebuah gagasan beragam untuk keadaan orang-orang
yang beragam pula.
Langkah yang
mesti ditempuh untuk mengentas problematika perubahan iklim ini tidak hanya berada
dalam satu sektor saja. Tapi juga harus ada sudut pandang dari sektor lain yang
terkait dengan peruabahan iklim dan pengentasannya. Seperti halnya ekonomi,
ekologi –dalam berbagai bentuk-, tata ruang dan infrastruktur. Sebab penting
yang selama ini benar-benar nyata dalam menyumbang perubahan iklim
ektrem ini adalah kasus dalam sektor ekologi. Yang lebih spesifik dan menjadi
perbincangan di banyak tempat dalam sektor ekologi adalah pembalakan liar.
Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pernah mengatakan dalam sebuah kata sambutan untuk sebuah
buku dari kementrian lingkungan hidup berjudul “Rencana Aksi Nasional Dalam Menghadapi
Perubahan Iklim”. Yang mana beliau bertutur,
“Upaya
menanggulangi permasalahan perubahan iklim tidak bisa terlepas dari pembangunan
ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Masyarakat yang terpenuhi kebutuhan
ekonominya akan lebih mudah untuk diajak menjaga lingkungan hidup. Oleh karena
itu strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi (pro-growth),
pengentasan kemiskinan (pro-poor), danpembukaan lapangan kerja (pro-job);
dipadukan denganpembangunan berwawasan lingkungan (pro-environment)
harus dijadikan landasan utama pembangunan berkelanjutan (sustainable development)”
Keadaan
ekonomi juga berpengaruh dalam menunjang sebuah perbaikan pada perubahan iklim.
Dan memang apa yang disampaikan oleh bapak presiden Indonesia tersebut sangat
logis dan benar. Keterkaitan hal-hal yang mampu menunjang perbaikan untuk
perubahan iklim tidak bisa ditinggalakan begitu saja. Meski hal tersebut berada
dalam kadar yang sangat kecil sekalipun. Dan hal-hal besar dimulai dari hal-hal
kecil.
Dari apa
yang dikatakan oleh Bapak Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, dapat
diambil kesimpulan bahwa ini sebuah keadaan yang memang perlu untuk dibenahi
dan bukan masalah sembarangan. Tidak mungkin presiden membahas hal-hal yang
memang tidak perlu untuk disampaikan.
Ini pula yang mendasari sebuah organisasi dunia untuk ikut andil
dalam berfikir banyak hal yang bersifat berkenaan dengan Masyarakat yang tidak
lain Oxfam. “Oxfam adalah konfederasi Internasional dari tujuh belas organisasi yang
bekerja bersama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk
perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat
kemiskinan.”
Oxfam tentu tidak bisa diam dengan berbagai permasalahan yang dialami oleh
masyarakat. Sebagai sebuah konfederasi yang memiliki visi dan misi yang sangat baik
untuk pembenahan kehidupan masyarakat secara luas. Dan keadaan perubahan iklim
ini tidak akan luput dari sorotan Oxfam
untuk ikut andil dalam penanggulangan.
Kesadaran dari masyarakat harus tumbuh dengan hal ini. Dampak yang
diberikan oleh perubahan iklim bisa menjadi sangat fatal. Banjir, badai, bisa
saja terjadi sewaktu-waktu. Seperti yang terjadi di new york dan kota-kota lain
di luar negeri maupun dalam negeri yang tiba-tiba diserang badai. Tentu hal seperti
ini tidak ingin terjadi pada diri kita dan pada orang yang kita cintai. Dan
kehadiran sebuah simulasi dan antisipasi untuk hal ini sangat-sangat di tunggu
kehadirannya.
Dan salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan adalah menjaga kebugaran tubuh
dan memperbaiki pola makan. Tips-tips kebugaran dan konsumsi makanan bisa
didapatkan dari dokter ahli maupun berbagai media yang menyediakan informasi
tentang kesehatan.
Kesadaran dari masyarakat pula yang pada akhirnya akan menggiring sebuah
pemikiran dewasa untuk kehidupan mendatang. Menjaga dan ikut andil dalam
antisipasi maupun renovasi sebagai langkah untuk kembali membenahi iklim yang
semakin sulit dimengerti. Dan ketidaksadaran serta ke-egoisan yang hadir akan
semakin memperkeruh keadaan. Aktivis dan yang bergerak untuk berusaha menjaga
dan membenahi akan menjadi bak pemulung, bila pelaksanaannya timpang. Yang
satu mengambil sampah, dan yang lain tanpa rasa bersalah menebar kotoran
dimana-mana.
Bila diruntut dengan jernih, tidak akan ada seorang pun –orang waras- yang
menginginkan keadaan buruk pada dirinya, dan dalam area yang lebih kompleks
adalah kehidupan dunia. Dari titik ini, bisa ditarik benang merah yang mengarah
pada sebuah kerja sama dari nurani untuk sebuah pembenahan berarti. Kehidupan
adalah sejarah. Dan tertutupnya buku sejarah kehidupan adalah hancurnya
kehidupan itu pula. Dan hancurnya kehidupan berasal dari hancurnya alam raya.
Masihkah akan ada sebuah ke-egoisan untuk kehidupan masa mendatang. Bila
masih sangat tersisa, bahkan meluap. Tanyakan pada diri sendiri. Masihkah kita
punya hati
Salam
Moti Peacemaker
bagus nih tulisan artikelnya..
BalasHapussalam kenal ya dari BE bangkotan.. eh ank BE lama maksudnya.. hehe
ehehehehe
Hapusiya
masih patut dilestarikan ya
Masihkah akan ada sebuah ke-egoisan untuk kehidupan masa mendatang. Bila masih sangat tersisa, bahkan meluap. Tanyakan pada diri sendiri. Masihkah kita punya hati
BalasHapusWah ini keren , sungguh . tanpa dusta :)
udah nyangka saya
Hapuswwkwkwkwkwkwk
keliatan yang koment puitis nih
waduh ternya pikiran elu sejalan nih , cuaca ekstrim , segalanya jadi ekstrim
BalasHapusotak saya jadi ikutan ektrem
HapusSepertinya otak gue belom nyampe ngometari kayak ginian. terlalu jauh.
BalasHapusKeren artikelnya Bray,.
Salam kenal
hadah bang.....gua aja mumet nulisnya :P
Hapusmotiiii...bahasamu berat sekali, intelek luar biasa,,,hehehhe..jadi bingung mau ngoment apaaa...@.@
BalasHapusmaaf ya mbak...lain kali bakal yang nulis biasa aja deh
Hapuskeren banget, suka aku bacanya. fakta banget. salam kenal ya aku baru gabung diBE
BalasHapusiya...selamat bergabung..salam BE
HapusArgg, tulisannya terlalu berat buat gue. Maklum, biasa baca tulisan-tulisan enggak mutu, sekalinya baca tulisan ini gue jd migren, hehe. Intinya, keadan cuaca emang makin ekstrim dn sulit ditebak, tp keadaan hati lebih sulit ditebak.
BalasHapusjiagagagaga
Hapusini ja lagi sulit nebak hati juga :P
bumi sekarang memang sudah tidak bersahabat lagi dengan manusia..
BalasHapusitu juga karena ulah manusianya sendiri.. :(
iya..manusia sebenernya mau nggak sih temenan sama bumi
Hapusbeeeeh, kata-katanyaaa....berat...tapi bener..
BalasHapusorang-orang jaman sekarang udah pada nggak waras. beberapa aja sih yang masih waras
saya termasuk yang tidak waras....
Hapussemoga lekas sembih..mohon doanya :)
bener coi, semua itu harus terlihat termasuk pola pikir masyarakat untu bersemangat dalam hal renovasi
BalasHapushe em...ayo kita mulai bang...saya ngefans dengan panjenengan :)
HapusBeeehhh! Saik kata2 nya.. :D
BalasHapusCuaca Bumi belakangan ini memang sangat sulit ditebak..
he em....sulit puol
Hapuskadang puanas.,tiba2 ujan
Iya nih, gara-gara cuaca doang, semua kena imbas. Yang terpenting ya gimana pandangan kita aja. :)
BalasHapusya ulah kita juga bang
Hapusjadi yah gini deh...
cuaca jadi ngambek
iki lomba toh opo mot, seperti biasa sih perubahan iklim adalah tanggung jawab bersama semua pihak. dan tanggung jawab layout tulisan ini adalah tanggungjawabmu seorang. ada beberapa kalimat yang missing link *menurutku
BalasHapusho oh....tanggung jawab bersama
Hapusmosok onok seng missing link zim?
iyo, tapi mbuh sing endi aku wes lali lek gak moco maneh
Hapuskeren tulisannya,
BalasHapussemua karena ulah manusia2 gak bertanggung jawab menyebabkan perubahan terjadi..manusia memang hanya membuat kerusakan di muka bumi..haha
padahal kaidah manusia diciptakan bukan untuk itu...
Hapusnggak sinkron banget
btw template baru nih kayaknya :D
BalasHapusiya bang...kemarin rusak
Hapusbner bgtzz..
BalasHapussbgai pnghuni bumi ini,kita harus bersama2 melindungi dan menjaganya..
krna efek buruknya kita jga yg akan mrsakannya..
tpi ada bbrpa klangan tdak mmpdulikan efek ngtifnya..hnya mmntingkan keuntungan smata. misalnya,prushaan yg mlkukn pmbalakkan liar..
(hadeh..bnr gak saya ngmong???)klo salah kata,ampuun deh...hehe :D