Berdiri karena
sebuah keresahan dalam dunia pendidikan. Lahirlah sebuah lembaga pendidikan Waskita.
Pada rencana awal, lembaga yang berkecimpung di area pendidikan ini akan menggunakan
kurikulum seperti SMK. Dan sebuah sponsor besar telah siap mendanai seluruh
kebutuhan dari lembaga ini. Namun sebelum sebelum persiapan penggunaan sistem
seperti SMK rampung, Muncul gagasan baru untuk membentuk Waskita dengan metode
pembelajaran seperti halnya Qoryah Thayyibah Kalibening, Tingkir, Salatiga. Dan
sponsor demi sponsor yang sebelumnya siap mendanai kegiatan belajar Waskita pun
satu persatu mulai mundur. Karena tidak adanya ijasah sebagai bukti kelulusan.
Setelah
diputuskan menjadi sebuah lembaga yang berorientasi mirip dengan Qoryah
Thoyyibah. Maka Waskita pun menggunakan Komunitas belajar sebagai ganti
penggunaan sistem SMK yang pada akhirnya dianggap kurang cocok. Pertengahan
awal 2010 menjadi tahun berdirinya Komunitas Belajar Waskita Islamiyah.
Pelopor dari
berdirinya Komunitas ini adalah Ust. Mahsun Maftuhin selaku Pengasuh pondok
pesantren (nDalem Ksatrian) Al-Ibadah, Ilyas Wahab (DPRD Tuban 2004 dari FKB),
beserta para tokoh Masyarakat desa Kedungjambe, Singgahan, Tuban.
KomunitasWaskita berdiri sebagai lompatan baru dunia pendidikan. Tidak untuk
menenggelamkan sistem pendidikan lain. Hanya membuka jendela sistem baru
sebagai alternatif pendidikan yang ada di Indonesia. Kalau ada yang beranggapan
Waskita berdiri untuk menggilas ataupun meremehkan sistem lain (menurut saya)
adalah salah. Meskipun beberapa anggota Waskita sendiri ada juga berpersepsi
seperti itu. Sekali lagi hanya sebagai sistem baru. Dan tidak ada sedikitpun
hak untuk meremehkan sistem pendidikan formal yang yang telah ada.
Buktinya adalah
dengan dibebaskannya setiap anggota yang telah tergabung di Waskita untuk tetap
berada di sekolah formal. Karena dasar dari Waskita sendiri adalah sebagai
sebuah wadah pengembangan bakat. Dan tak jarang belajar dengan cara otodidak.
Dalam belajar,
Waskita tidak memandang ketetapan kurikulum. Kalaupun dipaksa harus menjawab
Waskita menggunakan orientasi apa dalam belajar ? Maka, jawabannya adalah
kurikulum kebutuhan. Anggota satu dengan yang lain di komunitas tidak harus
sama dalam menentukan apa yang akan dipelajari. Boleh tiap-tiap anggota mencari
kesibukan sendiri-sendiri untuk mendapatkan ilmu yang memang diinginkan dan
menurutnya dibutuhkan.
Bahkan mereka
bisa mencari partner belajar, atau guru dari luar Waskita. Dan itu lebih baik.
Sebagai bukti bahwa anggota benar-benar memiliki keseriusan dalam mengembangkan
bakat dan memperluas pengetahuan.
Meskipun
anggota diberikan kebebasan dalam komunitas ini. Namun harus tetap ada kontrol tentang
sikap dan hasil dari kebebasan yang diberikan. Dan perwujudan dari hal
tersebut, waskita pun membuat jadwal pada hari tertentu untuk dijadikan laporan
pertanggungjawaban atas waktu luang yang diberikan. Yaitu pengumpulan hasil
belajar dengan sistem kebebasan dalam bentuk sebuah karya atau gagasan sebagai
bukti bahwa kebebasan dalam belajar yang diterapkan telah berhasil. Kalau ada
anggota yang belum mengumpulkan karya atau gagasan (Ide), maka anggota tersebut
dianggap punya hutang dan harus dilunasi dikemudian hari.
Dari penerapan pengumpulan
karya dan gagasan atas apa yang dipelajari inilah muncul beberapa orang yang
pada akhirnya mulai menemukan jati dirinya sendiri. Salah satunya adalah Fathoni
yang merasa harus membuat karya sebagai tanggungjawabnya atas kewajiban yang
telah ditentukan oleh Komunitas Belajar Waskita. Yang pada akhirnya membuatnya
menjadi seorang penyair di Waskita. Dan mendapat gelar “Master Of Love Poetry”.
Juga beberapa anggota lain seperti Mahfudz Wahudiansyah yang saat ini telah
menulis sekitar 6 buku dalam berbagai bentuk dalam 2 tahun pengabdiannya
sebagai anggota komunitas belajar waskita. Juga Thomis Fitan yang bahkan kini
didapuk sebagai desainer diberbagai orang, bahkan sebuah organisasi atau
lembaga.
Komunitas ini
sangat menekankan kebersamaan untuk berbagi ilmu. Sharing tentang banyak hal
yang siapa tahu nantinya akan bermanfaat bagi masa depan. Dan
kebersamaan itulah yang pada akhirnya menggiring sebuah ide muncul sebab
rangsangan yang muncul dari sebuah diskusi yang dilaksanakan.
Pada dasarnya
memang Komunitas ini bukan Komunitas baku. Boleh menggunakan sistem apapun
sebagai penunjang kualitas belajar. Maka, kalau tidak ada kumpulan anak yang
belajar seperti halnya yang biasa terjadi di sekolah formal, itu adalah hal
yang wajar. Karena anggota waskita mayoritas mencari kesibukan untuk meraih
ilmu tidak hanya di gedung Waskita yang relatif kecil. Mereka lebih banyak
keluar untuk mencari hal-hal baru yang perlu diketahui. Dan memang, Waskita
sangat cocok untuk seseorang yang aktif dan haus akan ilmu pengetahuan karena kebebasan
belajar yang diberikan.
wah hebat ni WASKITA, secara tidak langsung inti nya menyuruh anggota nya untuk "follow your passion" :D
BalasHapusPas banget baru kmaren saya tulis postingan tentang passion. yaitu kita sebaiknya mmpelajari ilmu yang kita cintai.. klo kita cinta musik, kita belajar musik. klo cinta puisi, kita belajar puisi dan sterusnya :D
saya yakin bgt WASKITA akan sangat bermanfaat, entah itu dlm waktu dekat maupun di lain waktu kemudian.
amin..makasih bang
Hapussaya belajar dari abang ini,,,ehehehehehe
ooo... iki iku toh, iyo2 ngerti aku...
BalasHapusmugo2 lancar..
lek ngeblog piye? pertanggungjawabane kudu enek standart kontrol hardware software untuk bisa terkoneksi ke internet maupun untuk menulis ide secara virtual.
wkwkwkwkwwkwkwkwwkwkwkwkwkwkkwk
Hapusyo wes ngunu iku
pokoke kesinambungan
salut buat Waskita..
BalasHapuskomunitas seperti ini justru sangat jarang bahkan gak ada ditempatku..
yg ada paling cuma sekolah formal...
ehehehehehehe..emang jarang ada
Hapuspaling satu kota cuma satu
wih, keliatannya seru tuh. mudah mudahan makin berkembang ya :D
BalasHapusyuks gabung...egegegegegeg
HapusWah tau ini gue, gedung waskita ada di deket rumah gue...
BalasHapusoh iya..emang kamu mana rumahnya?
HapusWih keren. Baru ini gue tahu sekolah yang berangkat dari kesamaan perasaan, Komunitas pula. Keren.
BalasHapusSemoga ngga berhenti ya, lanjut terus sampe yang ngajar pada tua.
ehehehehehehehee
Hapuskagak ada yang ngajar bang
belajar aja
cuma ada fasilitator
semoga sukses :)
BalasHapusamiin.....
HapusSemoga komunitas belajarnya bisa memberi manfaat untuk sesama :D
BalasHapusamiin..mohon doanya
Hapusbaru ini aku tau waskita'o'
BalasHapusheheheheehehehe..bisa belajar dari siapapun
HapusBerguna banget ya untuk membantu dalam bidang ilmu pengetahuan gitu, ada aturan juga jadi gak bisa seenaknya, semoga lancar deh WASKITA nya yaa :D
BalasHapusamiin...belajar bareng dan semoga selalu kompak lah
HapusKeren nih Komunitas belajar,
BalasHapusPake kurikulum kayak SMK juga..
Bisa bermanfaat nih buat kedepannya! :D
amiin....pokoknya seneng banget jadi bagian dari waskita
Hapussukses ya utk komunitas ini and keep follow your dream!
BalasHapusmsti terus belajar...hehehehehe
Hapusberarti di waskita ini bakat2 terpendam bisa tersalurkan dong.. keren bgt ada komunitas belajar yg terbuka seperti ini.
BalasHapusawalnya aku agak bingung, soalnya waskita itu kan nama perusahaan konstruksi gitu..hehe
iya..kira-kira seperti itu
Hapusheem....ternyata banyak perusahaan yang namnya waskita
kumpul2....ehehehehe
BalasHapus