Karena Mati Esok Hari Pun Sama

Aku tak lebih dari jalang kemarin lusa yang akan segera mati tertawan. Dan hari-hari kelabu adalah peneman “setia” yang paling setia. Sebab kesetiaan telah lenyap bersama ketidaksetiaan yang memuakkan. Aku menggenggam satu kesetiaan untuk duka yang tercipta tanpa banyak kata-kata. Aku ingin memuskilkan cerita, sayangnya ia terlanjur terjadi. Dan nyatanya, ini jalang yang terbungkam. Inilah burung yang tersungkur. Merpati kecil yang ingin mendapat makna sesungguhnya dari CINTA.
google
Basmi dan habiskan saja air mataku. Duka benar-benar setia. Lebih setia dari air mata. Lebih setia dari kekasih yang mengaku setia. Dan bahkan lebih setia dari kesetiaan itu sendiri. Ingin rasanya aku maki wajahnya. Aku tendang kemaluannya agar ia malu terus membayangiku. Aku bosan. Aku pun ingin bahagia dengan cerita kehidupan. Bayang-bayang itu harusnya telah lenyap bersama penghiatan yang semakin hari semakin tak terbendung. Aku benci penghianatan. Sampai kapanpun. Aku benci ketidaksetiaan. Mungkin bahkan sejak terlahir aku tercipta untuk membenci hal ini.
Kenapa tak kau bawa saja ruhku lepas dari jasad yang membalutnya. Kebebasan akan tertenggam dengan gamblang. Kenapa orang-orang berhati batu. Tidakkah air mata yang menetes dan tidak ada yang perduli menjadi gambaran betapa gamblang nurani lebih dahulu mati dari kematian yang sebenarnya.
Catat gurat wajahku. Dan biarkan ia mencari dengan kebencian yang terpatri terhapat kasih sayang. Sebab cinta direlungku tak akan aku letakkan meski hanya berbentuk tetesan. Dan tidak akan pernah aku bagi, meski hanya setitik. Kesetiaan akan aku genggam sampai kematian merenggutku dan dunia akan mencatat. Kesetiaan sebab akibat. Tapi kesetiaan adalah faktor. Camkan! Aku adalah saksi dari besarnya makna cinta. Dan aku adalah saksi betapa penghianatan bak parang yang akan meluluh lantahkan tatanan.
Banyak orang tersakiti sebab fluktuasi yang memuakkan cinta. Karena cinta adalah tanda kemajuan sebuah bangsa. Beri sebuah tanda didahi, dan nyatakan dengan lantang. Penghianatan dan pudarnya cinta adalah tanda kehancuran segala-galanya.
Dimana wajah cinta yang diagungkan itu kini berada. Bersembunyi dibalik sepatu? Ditimbun oleh gengsi? Ataukah politik telah mengeksekusinya bersama hilangnya kejujuran?
Aku Mohon....Kepada Tuhan yang punya kewenangan tanpa tandingan...aku memohon dengan sangat. Andaikan kematian kini atau esok datang padaku, silahkan! Karena Mati Esok pun Sama Saja. Tapi tolong, berjanjilah atas tanda darahku. Bunuh penghianatan dari muka bumi. Dan beri kesetiaan kepada hati batu yang merecoki kehidupan. Beri kehidupan sebuah kedamaian dari hati-hati yang tenang. Dan biarkan cinta menguasai kehidupan.
Aku mati untukmu, atas nama CINTA

Think something for freedom. Because freedom is life. Love always and never die. 
salam

13 komentar:

  1. wah...wah... keren mas kata-katanya..
    nonfiksi yang dibaluk dengan fiksi.. sehingga pembaca merasa lebih asyik...

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya belajar dari jenengan

      Hapus
    2. hah! *jenengan,,
      aduh, baru nyadar wajah boros umur terlalu irit.. hihi
      iya, mas... mari belajar bersama...
      yang penting menulis dan yakinlah, bahwa tulisan kita pasti bermanfaat..

      Hapus
  2. serem juga baca kata "aku mati untukmu, atas namja CINTA"
    ah ini tentang kesetiaan ya? Setia itu setiap tikungan ada loh *abaikan*
    aku jg benci ketidaksetiaan loh, benci banget, soalnya dia sering nakalin aku ._. ga perlu membenci ketidaksetiaan, karna itu pilihan, lagian setia ga selamanya menyenangkan, kalo menurutku sih terkadang malah setia itu ga bisa dibedain sama kebodohan cinta. ya menurutku aja sih hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ekekekekekekekeke...beda banget..tapi ya...seperti itulah

      Hapus
  3. uuwwaaaahhh keren kata-katanya, tinggi banget, aku sampai susah mau memahaminya. Kalau tidak salah memahami ini tentang sebuah pengkhianatan dari kesetiaan benarkan? Salah ya? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan tinggi..mungkin lagi nggak pas momennya buat baca ini

      Hapus
  4. kesetiaan yang dibawa mati.
    boleh juga nih.. tapi gue ngeri kalo beneran setia sampe mati karena dikhianati oleh yg dicintai. jomblo seumur hidup dong berarti :|

    BalasHapus
  5. iya, seperti biasa, kata-katanya selalu asik buat dibaca. terlarut.
    duka memang setia ya mot, seperti enggan pergi. tak cuma pada diri sendiri, pada bangsa ini pun. pengkhianatan ada dimana-mana.
    kalau saja dimuka bumi ini dipenuhi cinta, pasti akan damai. tak ada luka, tak ada sakit hati.
    pengkhianatan telah membunuh banyak jiwa.

    BalasHapus
  6. Cie yang benci pengkhianatan~ sama aku juga. Baca ini jadi kayak ngorek-ngorek luka lama. Hahaha. Tapi bener, siapa pun pasti benci yang namanya pengkhianatan. Nggak ngerti juga kenapa orang-orang dengan mudahnya bilang janji setia padahal mereka bilang gitu cuma dari mulut. Nggak ada penghayatan dan keseriusan.

    Aku suka kata-katanya Kak, meskipun ada beberapa kata yang susah aku pahami (karena nggak tau artinya), tapi mash lancar-lancar aja ngerti juga :D

    BalasHapus
  7. hhhmmmm....kata-kata yang membuat orang harus merenung sesaat untuk mendapatkan maknanya.. keren ^_^d

    BalasHapus
  8. Wuiiiih mantap nih ....
    Walaupun otak gw kadang nyampe kadang enggak, tp paragrap terakhir otak gw nyampe, kata-katanya bikin merinding mas bro ... :D

    BalasHapus
  9. jadi kesimpulannya kalo kamu mau mati.. syaratnya segala jenis penghianatan harus dihapuskan dari muka bumi ini.. wuaaah kereen deh Moti ini :D

    walaupun anak pesantren tapi nulisnya bisa se so sweet ini, buku bacaannya apa sih Mot sampe bisa bikin diksi yang menyayat-nyayat begini haha

    BalasHapus