Setelah ujian
selesai seperti saat ini. Banyak lulusan dari berbagai sekolah yang mulai
mencari tempat berlabuh untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Dari SD menuju SMP, dan dari SMP menuju SMA. Sekolah unggulan atau sekolah
favorit pun menjadi serbuan banyak kalangan yang menginginkan penyaluran
pendidikan yang dianggap paling baik. Dan tak perlu heran dengan banyak antrian
siswa baru yang berharap namanya masuk dalam daftar nama yang diterima sebagai
siswa sekolah seutuhnya. Bahkan ada yang rela menggunakan “uang pelicin” untuk
bisa menembus sekolah yang diinginkan.
Aku memimpikanmu
dalam sadar
Cinta melesat menerpa
relungku sampai gemetar
Adakah balas atas
tanya yang tak mengudara ?
Dari mimpi-mimpi kita
melayang
Meraih angan-angan
yang terbayang
Tak ada yang salah
dengan harap
Tapi resah yang tinggi
jangan sampai menyelinap
Tak ada yang
perlu disalahkan. Semua telah terjadi. Akupun sudah terlanjur tenggelam dalam
perasaan kalutku sendiri. Dan sangat sulit membuangnya. Indah! Namun melahirkan
dilema besar.
Aku hanya
daging tak berharga jika harus bersanding dengan cetakan Tuhan yang
terbalut kain dunia menawan. Aroma hidup yang sangat dicintai.
Aku melintasi
jalur waktuku. Dari kesempitan yang memaksaku bernafas dengan kesakitan. Sudah
berulang kali bertanya dengan hanya dapat jawaban kekosongan. Aku hampir putus
asa dengan nafasku. Sesak, pahit, dan tak ada yang perduli, kecuali aku
sendiri. Itupun hanya sepenggal dari bongkahan keperdulian aku miliki. Masih
ada jutaan keperdulian yang harusnya kucurahkan. Tapi kosong. Tak ada yang aku
bisa perdulikan lebih dari kepenatan waktuku. Maka, hanya sedikit keperdulian yang
terurai untuk masa hidup.
Balego mulai
bertebaran. Ramadhan segera datang, katanya. Aku hanya memandangnya dengan
senyum sinis.
“Slogan
murahan” lirihku dalam hati.
Saya sempat
berfikir, apa gunanya blog? Padahal saya ini juga termasuk blogger –kalau dianggap-.
Bahkan sampai sekarang pertanyaan itu masih sering muncul dalam benak saya. Ajaibnya,
meski saya masih belum tau secara pasti apa yang mampu saya fungsikan dari
blog. Saya tetap saja terus terhipnotis untuk terus berselancar
didalamnya.
Ketertarikan pada
dunia menulis, desain, dan technologi tidak bisa menjauhkan saya pada dunia
blog. Yang memadukan unsur dari ketiga hal tersebut. Tapi apa gunannya share di blog. Toh banyak
tempat lain yang lebih menarik untuk menjadi tempat berbagi. Seperti catatan fb
atau kompasiana –pikir saya-.
Lantas, apa
kelebihan blog dari pada kompasiana atau facebook soal share tulisan. (silahkan
dijawab oleh para blogger).
Bukan meremehkan.
Tapi saya juga ingin mendapat ilmu dari para blogger yang lebih senior dan
fanatik pada dunia blog. Sedang saya masih dalam tahap mendalami.
*Untuk
Saudara saya, Muhammad Azim Abidin, saya persilahkan bila berkenan menjawab dan
mengawali jawaban dari blogger lain*
Dari sekolah,
banyak orang berharap. Dari sekolah, banyak orang bermimpi dan dari sekolah
pula, banyak orang gagal. This is reality. Dan anda bisa melihatnya dari
berbagai sudut ke berbagai sudut.
Lantas,
bagaimana bisa sekolah disebut sebagai candu. Sebelum dibahas secara mendalam,
saya ingin mengingatkan bahwa Kata lain dari candu dalam bahasa indonesia
adalah ketergantungan. Hal ini harus terus diingat dalam membaca tulisan ini.
Ramadhan disambut gembira banyak orang. Dari sebuah bulan dengan
hidup yang relatif lebih bebas menuju sebuah pengekangan hidup. Banyak hal
tidak diperbolehkan dalam bulan suci ramadhan. Bahkan yang sebelumnya
menghasilkan pahalapun juga tidak diperbolehkan pada waktu-watu tertentu.
Seperti jima`I dengan istri. Berbagai hal yang mengandung
unsur nafsu banyak yang dikekang saat puasa berlangsung.
Di awal bulan, biasanya orang masih
ramai dan semangat-semangatnya datang beribadah, khususnya sholat tarawih.
Namun ketika sudah berada ditengah bulan. Banyak orang mulai menurunkan tensi
ibadah. Ada beberapa hal yang menurut saya agak janggal berkenaan dengan sholat
tarawih. Namun tetap diperbolehkan. Insyaallah.
Semua orang Indonesia yang menganut agama Islam mungkin sudah
banyak yang mengerti bahwa organisasi Islam terbesar yang ada di negeri ini ada
2. Yang pertama adalah NU. Dan yang kedua adalah Muhammadiyah. Namun kedua
organsisasi ini sangat sering bersebrangan. Salah satu contohnya adalah soal
Do`a Qunut, Tahlilan dan yang juga berbeda adalah soal jumlah hitungan rakaat
dalam Sholat tarawih. NU melaksanakan sholat tarawih 20 rakaat dengan salam
tiap 2 rakaat. Dan Muhammadiyah melaksanakan sholat tarawih 8 rakaat.
Nah, pada pertengahan bulan ramadhan biasanya orang NU mulai
kehilangan konsistensi tarawih. Yang biasanya rutin perlahan mulai telat
datang, bahkan meninggalakannya begitu saja. Nah inilah yang bisa disebut
NU ALA MUHAMMADIYAH. Yaitu para jamaah sholat tarawih yang mulai banyak yang datang
terlambat. Otomatis jumlah sholat tarawih yang bisa dikerjakan dengan berjamaah
akan terpangkas. Bisa hanya 18,16,14, bahkan bisa sampai hanya 8. Sama seperti
sholat tarawihnya Muhammadiyah.
Kalau kemalasan datang sholat tarawih itu melanda orang-orang
Muhammadiyah. Betapa celakannya? kalau orang Muhammadiyah datang terlambat.
Maka hanya berapa rakaat shalat yang bisa dilakukan dengan berjamaah.
Mungkin inilah yang mendasari
orang-orang yang memilih sholat tarawih dengan 20 rakaat berharap kalaupun
nantinya ada yang terlambat, mereka masih bisa melaksanakan tarawih dengan
jumlah rakaat yang relative masih banyak.
Bagi orang yang memilih 8 rakaat mungkin juga berharap mereka bisa lebih disiplin. Karena tak mungkin mereka datang terlambat dan hanya bisa sholat jamaah yang dengan sisa rakaat yang tinggal beberapa saja. Kemungkinan terfatalnya adalah mereka tak dapat ikut tarawih jamaah karena sholat sudah selesai.
Salam
Postingan ini bukan
untuk memojokkan atau menuding siapapun. Intinya, tak perlu geger urusan tarawih.
Dengan memilih menggunakan jumlah berapapun, ya silahkan. Yang penting dijaga
sholatnya. Jangan ribut gara-gara jumlah rokaat, toh. Sama-sama merasa
punya dalil dan yakin dengan dalilnya masing-masing. Mau sholat sudah bagus,
meskipun orang NU di akhir ramadhan banyak yang berubah muhammadiyah, ya ndak masalah. Kerukunan
lebih penting dari sholat tarawih, tapi memendam benci serta tidak rukunan
dengan pihak lain. So, monggo jogo sholat terawih kanti khusyuk. Bismillahi
tawakkaltu 'Alallah, la hawla wala quwwata illa billah.
Syarat cinta
Tak ada dalam rentetan syarat hidup atasmu
Mengalir, melayang, melebur, menyatu
Gerak pikiranmu adalah hak otak
Tirai apa yang bisa menyekat ?
Detik yang lalu aku mengarungi samudera kata
Mencari senyum jiwa untuk tak terluka
Rangkai-rangkai demi orbit bahagia
Syair kusam kata keinginan
Moti Peacemaker
Moti Peacemaker
Blog Personal
Blog ini telah mulai berdiri sejak 2010. Pernah mengalami masa jaya, meski tidak lama. Tahun 2016 menjadi titik awal turunnya blog ini ke titik terendah. Sampai tahun ini, blog ini masih berusaha bangkit kembali dengan ala kadarnya. Semoga bisa merengkuh kembali masa-masa produktif mengisi blog ini