Ramadhan disambut gembira banyak orang. Dari sebuah bulan dengan
hidup yang relatif lebih bebas menuju sebuah pengekangan hidup. Banyak hal
tidak diperbolehkan dalam bulan suci ramadhan. Bahkan yang sebelumnya
menghasilkan pahalapun juga tidak diperbolehkan pada waktu-watu tertentu.
Seperti jima`I dengan istri. Berbagai hal yang mengandung
unsur nafsu banyak yang dikekang saat puasa berlangsung.
Di awal bulan, biasanya orang masih
ramai dan semangat-semangatnya datang beribadah, khususnya sholat tarawih.
Namun ketika sudah berada ditengah bulan. Banyak orang mulai menurunkan tensi
ibadah. Ada beberapa hal yang menurut saya agak janggal berkenaan dengan sholat
tarawih. Namun tetap diperbolehkan. Insyaallah.
Semua orang Indonesia yang menganut agama Islam mungkin sudah
banyak yang mengerti bahwa organisasi Islam terbesar yang ada di negeri ini ada
2. Yang pertama adalah NU. Dan yang kedua adalah Muhammadiyah. Namun kedua
organsisasi ini sangat sering bersebrangan. Salah satu contohnya adalah soal
Do`a Qunut, Tahlilan dan yang juga berbeda adalah soal jumlah hitungan rakaat
dalam Sholat tarawih. NU melaksanakan sholat tarawih 20 rakaat dengan salam
tiap 2 rakaat. Dan Muhammadiyah melaksanakan sholat tarawih 8 rakaat.
Nah, pada pertengahan bulan ramadhan biasanya orang NU mulai
kehilangan konsistensi tarawih. Yang biasanya rutin perlahan mulai telat
datang, bahkan meninggalakannya begitu saja. Nah inilah yang bisa disebut
NU ALA MUHAMMADIYAH. Yaitu para jamaah sholat tarawih yang mulai banyak yang datang
terlambat. Otomatis jumlah sholat tarawih yang bisa dikerjakan dengan berjamaah
akan terpangkas. Bisa hanya 18,16,14, bahkan bisa sampai hanya 8. Sama seperti
sholat tarawihnya Muhammadiyah.
Kalau kemalasan datang sholat tarawih itu melanda orang-orang
Muhammadiyah. Betapa celakannya? kalau orang Muhammadiyah datang terlambat.
Maka hanya berapa rakaat shalat yang bisa dilakukan dengan berjamaah.
Mungkin inilah yang mendasari
orang-orang yang memilih sholat tarawih dengan 20 rakaat berharap kalaupun
nantinya ada yang terlambat, mereka masih bisa melaksanakan tarawih dengan
jumlah rakaat yang relative masih banyak.
Bagi orang yang memilih 8 rakaat mungkin juga berharap mereka bisa lebih
disiplin. Karena tak mungkin mereka datang terlambat dan hanya bisa sholat
jamaah yang dengan sisa rakaat yang tinggal beberapa saja. Kemungkinan
terfatalnya adalah mereka tak dapat ikut tarawih jamaah karena sholat sudah
selesai.
Salam
Postingan ini bukan
untuk memojokkan atau menuding siapapun. Intinya, tak perlu geger urusan tarawih.
Dengan memilih menggunakan jumlah berapapun, ya silahkan. Yang penting dijaga
sholatnya. Jangan ribut gara-gara jumlah rokaat, toh. Sama-sama merasa
punya dalil dan yakin dengan dalilnya masing-masing. Mau sholat sudah bagus,
meskipun orang NU di akhir ramadhan banyak yang berubah muhammadiyah, ya ndak masalah. Kerukunan
lebih penting dari sholat tarawih, tapi memendam benci serta tidak rukunan
dengan pihak lain. So, monggo jogo sholat terawih kanti khusyuk. Bismillahi
tawakkaltu 'Alallah, la hawla wala quwwata illa billah.