“Ketika
sebuah negara telah menciptakan sebuah karya dan mampu memberdayakan. Apa yang
akan jadi halangan negara tersebut maju?
Mungkin tak ada ~kecuali takdir Tuhan~. Dan Indonesia punya potensi besar untuk
itu”
Ide konsumtif
bukan ide bagus untuk perkembangan sebuah negara. Kita membahas yang lingkupnya
skala besar sekalian. Karena review kali ini karya istimewa, yang tarafnya
bakalan jadi internasional. Amiin.
Di China,
katanya google itu nggak kepake. Facebook, twitter juga dijaga ketat, bahkan
bisa dibilang diblock. Sebab disana diberdayakan sarana kayak google dan sosial
media buatan China sendiri. Mereka ingin yang mereka buat laku dan bermanfaat.
Paling enggak, laku di negara sendiri dan bermanfaat di negera sendiri. Kalau
bisa sendiri, kenapa harus bergantung pada negara lain. Mungkin sederhananya
kayak gitu.
Nah, itu juga
yang seharusnya diberdayakan oleh bangsa Indonesia. Kita punya banyak sosmed
dari negeri sendiri. Kemarin sempet booming salingsapa. Ada juga sosial media lain
buatan anak bangsa yang cukup bisa diperhitungkan.
Dan kini ada
sosial media baru, masih anget banget, buatan anak bangsa, pribumi asli.
Seorang remaja kreatif asal sidoarjo, Nurul Huda. Di usianya yang relatif masih
sangat muda, ia mampu menciptakan sosial media baru dengan fitur yang pas untuk
menunjang interaksi antar pengguna. Ckptw.com. Nama yang mungkin belum begitu
familiar. Tapi kita mesti yakin, sosmed ini akan menjadi sosial media yang akan
digunakan orang di seluruh dunia.
Silahkan cek
dulu deh, nih -----|> ckptw.com
Ini nih yang buat
Eh, salah...bukan yang...itu...ini yang bener.
Pose Khilaf |
Yang dibawah ini, ceritanya dia dapat penghargaan gitu. Ceritanya doang. Biar keliatan berprestasi.
Beberapa waktu
lalu, saya sempat wawancara sedikit dengan pencipta sosial media ini. Menurut
penuturannya, ia membuat dengan waktu sekitar 6 bulan (Sejak bulan november
2013 – rilis mei 2014). Tentang awal pembuatan sosial media ini, Huda,
penggilan akrabnya, mengatakan bahwa ide membuat sosial media ini berawal dari
kelakar salah seorang guru di sekolahnya. Guru tersebut mengatakan bahwa tugas
akhir untuk kelulusan di sekolahnya akan diberikan tugas membuat sosial media.
Meski hanya kelakar, namun Huda menanggapi hal dengan serius. Hal tersebutlah
yang melecutnya untuk menciptakan sosial media bertitle ckptw.com ini.
Soal nama
ckptw. Ia mengambil nama ini dari hastag yang pernah booming di twitter.
“Meski susah disebut,
tapi kalo rajin di promoin. Entar familiar juga namanya” Begitu tutur remaja
berjiwa humoris itu.
Masih tuturnya
pula, nama ckptw sebenarnya adalah nama opsional. Nama yang sebenarnya akan
digunakan adalah wawaw.com. Namun karena domain tersebut sudah digunakan, maka
ia pun mencari nama lain untuk menggantikan rencana nama yang sebelumnya
disiapkan. Seteleh melewati beberapa petimbangan, akhirnya pilihannya berlabuh
pada ckptw.
Fitur ckptw
ini seperti paduan antara facebook dan twitter. Dengan sistem follow ala
twitter, namun komentar ala facebook. Secara tampilan, agak cenderung seperti
twitter, namun berwarna lebih cerah dengan paduan warna hijau dan putih.
Pengguna tidak
akan disuguhi oleh fitur yang membuat kepala bingung untuk mengoperasikannya.
Sebab penciptanya mendesain sosmed ini seprakstis mungkin agar memudahkan
pengguna menikmati berbagai fitur yang ada.
CKPTW,
Wujud Kemandirian Bangsa
Pembedayaan
potensi anak bangsa dengan kreasi dan inovasi yang ada seharusnya mampu menjadikan
Indonesia sebagai sebuah negara yang dipertimbangkan oleh bangsa lain. Tidak
sedikit potensi besar yang dimiliki oleh bangsa ini, dalam SDA maupun SDM.
Namun minimnya pemberdayaan dari pemerintah untuk meningkatkan potensi tersebut
sangat-sangat-sangat minim. Salah satu hal yang dalam hal ini juga tidak bisa
dianggap remeh adalah sosial media.
Sosial media menjadi
“pegangan” orang seluruh dunia. Bahkan, ada sebuah riset yang mengatakan
bahwa 95% internet yang dibuka oleh orang indonesia, adalah sosial media. Dari
hal ini, kita bisa membaca peluang besar yang untuk memberdayakan ahli coding
(pemrogaman). Kesadaran tentang banyaknya orang yang menggunakan sosial media
seharusnya membuat pemerintah peka dan menjadikan sebagai peluang memajukan
negara, dalam wilayah IT. Bagaimana tidak, selama ini, sosial media yang
digunakan oleh mayoritas orang Indonesia adalah buatan luar negeri yang
hasilnya juga dinikmati oleh mereka.
Pertimbangannya,
jika semua sosial media luar negeri tersebut di stop atau paling tidak, diminimalisir
dengan lebih memprioritaskan sosial media yang dibuat oleh anak bangsa. Maka
hasil dari sosial media yang digunakan pun akan kembali lagi pada bangsa
Indonesia. Perputarannya jelas. Bangsa ini harus bisa menekan kebijakan yang lebih
cenderung menguntungkan bangsa lain. salah satunya dengan menghargai “karya
anak negeri”.
Ckptw ini
harus menjadi titik balik pemberdayaan dan kemajuan Indonesia. Munculnya sosia
media buatan Nurul Huda ini harus menjadi pelecut sekaligus tamparan keras untuk
pemerintah lebih memberikan jalan kepada mereka yang telah memberikan
kebanggaan bagi Indonesia dengan kemampuan IT yang mereka miliki. Apakah tidak
merasa saru, kalau ternyata kamampuan mereka sama sekali tidak
diapresiasi.
Sosial media
ckptw ini harus menjadi akhir kelamnya nasib tak jelas dari kreasi anak bangsa
sekaligus awal dari “kemerdekaan” Indonesia dari “penjajahan” sosial media luar
negeri. Kita punya baju yang berkualitas, tapi masih menggunakan baju orang
yang lain? Oh, noooo....ini mimpi buruk yang nyata.
Salam
Ahad, 25 Mei
2014
“Yang baca
tulisan ini kok nggak daftar ckptw berarti nggak cinta bangsa indonesia. Titik.
Sekalian follow saya, ya!”